Mohon tunggu...
Winarti Perry
Winarti Perry Mohon Tunggu... -

do not believe in anything I say about myself before you know me

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maha Dewi[ku]

6 Mei 2011   11:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:01 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


“Kami sudah sangat bangga padamu.”


“Aku ingin kalian mencintaiku seperti semua orang mencintaimu, mbak!”


“Aku sangat mencintaimu, nduk[7]. Apakah itu tidak cukup?”


Nafasku berat mendengar kalimatnya. Tiba-tiba beberapa gambar mengerikan muncul di kepalaku, mesin-mesin besar, alat-alat berat, kontraktor, kecerobohan mandor, Pasar Klewer yang sedang direnovasi…


“Mbak, dimana anakku?”


Ia tak menjawab.


Wajahnya selalu terlihat tenang dan dingin, mirip sekali wajah ibuku. Ah ibu, aku rindu sekali...


“Sebagai kakak, aku betul-betul telah gagal.” Berkata dia, pelan, hampir tak terdengar, diiringi helaan nafas panjang.


Aku menitikkan air mata. Aku genggam tangannya. Kedamaian mengalir dalam sanubariku.


“Tidak, mbak. Mbak adalah nabi bagiku, panutan dalam hidupku. Aku hanya ingin menjadi manusia bebas, dan itu tersandung karena aku masih melihatmu sebagai nabiku. Dalam setiap detik nafasku aku memujamu. Aku selalu ingin menjadi sepertimu. Akulah yang telah gagal.”


Tiga puluh tahun nafasku, tidak pernah aku mengungkapkan isi hati dan pikiranku dengan kalimat sepanjang itu. Tidak pernah terjadi dalam keluarga kami mencurahkan hati dengan kalimat-kalimat lengkap dan jelas. Semua serba tak terkatakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun