Pada saat penutupan, 15 kapal internasional ditambatkan di titik tengah kanal di Great Bitter Lake. Mereka akan tetap terdampar di jalur air selama delapan tahun, akhirnya mendapatkan julukan "Armada Kuning" untuk pasir gurun yang menutupi geladak mereka.
Sebagian besar awak kapal dirotasi keluar masuk kapal yang terdampar, tetapi sisanya menghabiskan waktu dengan membentuk komunitas terapung mereka sendiri dan menyelenggarakan acara olahraga dan sosial.
Seiring berlalunya waktu, armada bahkan mengembangkan perangko dan sistem perdagangan internal sendiri. Ke-15 kapal yang terdampar akhirnya diizinkan meninggalkan kanal pada tahun 1975. Pada saat itu, hanya dua kapal yang masih cukup layak untuk berlayar dengan kekuatan mereka sendiri.
9. Pada 2015, terusan mengalami perbaikan besar-besaran
Selama bertahun-tahun kapal sering menemui kesulitan oleh lebar Terusan Suez yang sempit dan kedalamannya yang dangkal, dengan rancangan awal Terusan Suez tidak cukup untuk menampung lalu lintas dua arah dari kapal tanker modern.
Pada Agustus 2014, Otoritas Terusan Suez Mesir mengumumkan rencana ambisius untuk memperdalam kanal dan membuat jalur baru sepanjang 22 mil yang bercabang dari saluran utama. Perluasan dibuka pada tahun 2015, menyediakan kapal dengan saluran sepanjang 22 mil yang sejajar dengan jalur air utama yang baru diperdalam.
Baca juga: "Pembiayaan Infrastruktur Melalui Sertifikat Investasi yang Dijual kepada Masyarakat (Studi Kasus Terusan Suez, Mesir)" oleh Santika Purwitaningsih
Apakah Terusan seperti Terusan Suez dapat dibangun di Indonesia? Menarik untuk melihat kemungkinan tersebut, kompasianers.