Yanto terpaksa menjual sepeda motor satu-satu miliknya dengan harga Rp2,5 juta. Dari uang tersebut, Yanto membelanjakan alat perlengkapan dan bahan pembuatan sempol.
Walau tak ada dinding pembatas dan selalu ditemani nyamuk dan kadang guyuran air hujan, Yanto tetap bahagia. Baginya dengan berdagang sempol justru membuatnya
merasakan kedamaian hati sesungguhnya saat bekerja.
"Uang bukan lah ukuran bung. Lebih baik dapat Rp500 sebulan tetapi damai sejahtera daripada berjuta juta sebulan tetapi hati tak ada  kedamaian. Sungguh Tuhan itu baik, hati saya tenang walau hanya jualan sempol ayam seribuan," kata pria yang hobi memancing itu sebelum mengakhiri kisahnya.
Kedamaian dunia dimulai dengan kedamaian batin. Mari menabur benih kedamaian demi kebaikan bersama. Salam
Penulis : Willibrodus Nafie/Willi Nafie