“Sinta, jangan khawatir. Sejak mata saya tidak bisa melihat, saya selalu hidup dengan penuh rasa bersyukur, puas dan berterima kasih. Saya melihat semua manusia sama rata, tanpa perbedaan. Apalagi ketika saya mengenal dirimu. Kamu tidak keberatan untuk menjadi teman baikku selama ini meskipun saya tidak bisa melihat saat itu.”
“Tapi Andrea… saya seharusnya memberitahu kamu sebelumnya, saya tidak mau kehilangan teman seperti kamu.”
“Sinta, sekarang saya sudah bisa melihat. Dan yang saya lihat di depan mataku adalah seorang gadis yang baik hati, yang selalu menemani diriku di saat senang apalagi saat susah. Saya tidak melihat kekurangan dirimu, malahan saya melihat kebaikan dan ketulusanmu. Itu sudah cukup bagiku.”
“Maafkan saya Andrea.”
“Saya sudah memaafkan dirimu karena saya juga mengalami hal yang persis sama dengan yang kamu alami dan saya sangat mengerti semua itu.”
Setelah peristiwa yang mengharukan tersebut terjadi, mereka tetap menjadi teman, sahabat sejati.
****
Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana
Mei 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI