Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kisah Dua Sahabat Pena

10 Mei 2022   04:02 Diperbarui: 10 Mei 2022   04:09 3585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by pixabay.com

Andrea menoleh ke sumber suara dan melambai balik. Supir tersebut lalu kembali ke mobil setelah Andrea masuk ke  dalam cafe.

Sinta sangat terkejut ketika dia melihat Andrea lebih dekat dengan matanya sendiri. Ternyata Andrea tidak bisa melihat. Ya alias buta!

Mereka akhirnya duduk dan memesan dua cangkir cappucino untuk mereka masing-masing. Sinta mencoba tetap tenang di depan Andrea yang terlihat agak sedikit bersalah. Andrea merasa seharusnya dia menceritakan tentang dirinya yang tidak bisa melihat.

Ternyata Andrea mengalami kebutaan saat dia remaja. Ada komplikasi diabetes pada kedua matanya yang membuat matanya tidak berfungsi dengan baik. Andrea juga kehilangan banyak teman yang disebabkan mereka merasa risih ketika berada di dekat Andrea.

Dia takut jika dia harus kehilangan Sinta, sahabat penanya yang sangat baik hati dan selalu riang.

“Sinta, maafkan saya yah. Saya seharusnya kasih tahu kamu kalau saya tidak bisa melihat.”

“Tidak apa-apa Andrea, kita kan teman baik.”

“Terima kasih Sinta, kamu sangat baik sekali mau menerima keadaan saya. Saya sebenarnya takut jika saya kasih tahu kamu lebih awal, kamu gak akan bersedia menjadi sahabat pena apalagi untuk bertemu.”

“Iya saya mengerti Andrea.”

Ada rasa bersalah di benak Sinta. Dia tetap menutupi kekurangan fisiknya setelah dia tahu kalau Andrea tidak bisa melihat apalagi untuk melihat fisiknya!

Sinta lalu berpikir untuk memberitahu Andrea suatu saat nanti dan sekarang ini bukan waktunya. Itu dikarenakan dia belum siap, belum siap untuk kehilangan seorang teman lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun