Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kisah Dua Sahabat Pena

10 Mei 2022   04:02 Diperbarui: 10 Mei 2022   04:09 3585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by pixabay.com

Sinta hidup seorang diri, kedua orang tuanya sudah meninggal dunia ketika dia masih kecil. Dia dirawat dan diasuh oleh bibinya sampai dia lulus kuliah dan bekerja sebagai seorang guru. Inilah yang membuat dirinya merasa kesepian dan membutuhkan sahabat.

Setelah beberapa bulan berlalu, Sinta tidak memiliki sahabat pena. Tetiba ada yang ingin berkenalan dengannya sebagai  seorang sahabat pena. Tentu saja Sinta sangat bahagia dan berharap dia akan menjadi sahabatnya yang sejati.

Dia adalah Andrea, seorang pria yang suka bernyanyi dan memiliki suara yang merdu. Makanya dia sering mengikuti kontes nyanyi dan sempat menjadi juara di berbagai kompetisi.

Sinta menyambut Andrea dalam setiap goresan tinta menjadi surat yang indah. Mereka berkenalan dan menceritakan pengalaman mereka masing-masing. Dan ternyata mereka klop satu sama lainnya.

Seperti biasanya, Sinta tidak menceritakan tentang fisiknya yang tidak sempurna. Dia takut jika Andrea akan meninggalkannya saat itu juga. Sinta merasa Andrea adalah seorang pria yang sangat baik dan jika Andrea harus meninggalkan dia, itu akan membuatnya merasa sangat kecewa dan sedih.

Setelah hampir setahun mereka menjadi sahabat pena, tibalah bagi Andrea untuk ingin bertemu dengan Sinta secara langsung.

Sinta menjadi sangat khawatir bagaimana jika Andrea melihat fisiknya yang tidak sempurna. Dia menjadi teringat tentang pengalaman pahitnya dengan para sahabat penanya yang hilang tanpa ada kabar sama sekali.

Kendati demikian, akhirnya mereka membuat janji untuk bertemu secara langsung. Mereka memilih sebuah cafe di mana suasana akan terasa lebih santai dan kasual.

Hari itu adalah minggu pagi, saat yang tepat bagi mereka untuk menikmati secangkir kopi hangat. Sinta tiba lebih awal di sana dengan perasaan yang cemas dan berdebar-debar.

Dia melihat keluar lewat jendela, ternyata Andrea diantar oleh seorang supir taxi. Dia heran mengapa supir itu menuntun Andrea masuk ke cafe.

“Andrea! Saya duduk disini.” Sambil melambaikan tangannya kepada Andrea yang baru saja masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun