"Kawan, kuharap engkau mendapatkan pelajaran mengenai hukuman yang akan diterima jika engkau terus berkawan dengan mereka dan mencuri gandum atau makanan lainnya dari manusia."
"Merpati Putih, engkau jangan khawatir. Lain kali saya akan melakukan aksi tersebut dengan lebih berhati-hati agar tidak tertangkap oleh petani tersebut."
"Kawan, apakah engkau tidak melihat dengan matamu sendiri kalau Burung Gagak yang tertangkap mengalami nasib yang mengenaskan?"
"Ya, saya melihatnya sendiri dengan mataku. Makanya kami akan lebih berhati-hati dan pergi pada dini hari."
"Saya harap engkau tidak melakukannya lagi meskipun kalian lebih berhati-hati dan pergi di saat dini hari. Saya tidak ingin kalian mengalami kematian yang mengenaskan."
Setelah diberi nasihat secara logis tiga kali tetap saja Merpati Hitam masih tidak memperdulikan bahaya itu. Dan dia lalu meninggalkan sahabatnya untuk pergi tidur.
Esoknya, setelah mereka bangun pada dini hari, benar saja kekhawatiran Merpati Putih terjadi. Merpati Hitam siap-siap pergi ke pohon di mana para burung Gagak tinggal.
Merpati Putih mencoba untuk mencegah Merpati Hitam, satu-satunya kawan yang dia miliki agar tidak pergi.
"Kuharap engkau tidak pergi, karena mencuri adalah tidak baik dan engkau mungkin akan tertangkap dan mengalami hal buruk yang serupa dengan burung Gagak yang tertangkap kemarin sore."
Tetapi Merpati Hitam sangat sombong dan tidak mau mendengar nasehat dari Merpati Putih.
"Jangan khawatir, saya akan makan sepuasnya. Engkau dapat melihatnya sendiri. Saya adalah seekor merpati yang cekatan dalam hal terbang melaju ke atas”.