Dengan mengekor dari belakang, Merpati Putih tiba di atas kebun sang petani. Dia melihat mereka mencuri dan makan gandum dengan tergesa-gesa dan tanpa rasa takut pada bahaya.
Dalam pengamatannya, dia melihat sang petani datang dengan jaring di tangannya. Maka dia segera memperingati mereka agar berhenti dan terbang menjauh dari kebun.
"Kalian lebih baik kembali terbang meninggalkan kebun karena sang petani sedang berjalan dengan jaring. Dia akan menangkap kalian jika kalian masih di sana!"
Mendengar peringatan Merpati Putih, mereka hanya mengabaikan karena menganggap sang petani sudah tua dan tidak akan mampu menangkap mereka.
Muncullah sang petani tetiba di sana dan langsung melempar jaring. Kali ini beberapa Burung Gagak tertangkap.
Segera Merpati Hitam dan burung Gagak lainnya terbang ke atas pohon dekat sana. Mereka dan Merpati Putih melihat beberapa tertangkap oleh sang petani.
Sekarang sang petani dapat melakukan apa saja terhadap mereka yang tertangkap. Dia menghukum mereka dengan cara memukul dengan tongkat, layaknya seorang raja menghukum terdakwa yang terbukti bersalah.
Setelah memukul, sang petani lalu memenggal kepala mereka satu persatu dan melemparkan ke arah anjing agar dapat dimangsa.
Begitu mengerikan pemandangan tersebut  bagi mereka. Mereka membayangkan apabila mereka lengah sedikit saja, mereka pasti akan tertangkap dan mengalami kejadian yang mengenaskan seperti burung Gagak yang meninggal dengan cara tragis setelah tertangkap.
Mereka pun semua terbang kembali ke pohon masing-masing setelah kejadian tersebut.
Sekembalinya dua sahabat ini di pohon mereka tinggal, Merpati Putih mulai berbicara.