Mikir !”
Diam diam dia bekerja sama dengan Hephaestus, siapa lagi kalau bukan pandai besi sakti , yang dulu membentuk Pandora menjadi wanita cantik.
“Psstt – psst-psstt……,” bisiknya pada Hephaestus. Pelan takut ada dewa yang menguping, bisa sangat berbahaya bagi rencananya yang sangat andal.
Dan dengan cara itulah Raja Sisypus , berhasil meloloskan diri dari hukuman dewa, yang kurang kerjaan itu.
Dia berhasil kabur, dengan perubahan wajah disana sini, hasil operasi besi sang Maestro. Mukanya tak lagi dikenali. (Coba pikir, siapa yang kini mengikuti Modus operandi seperti ini ? Mungkin dia belajar dari sang ahli tepu-tepu, Sisypus Raja Korintus).
Menyogok bagian imigrasi , Sisypus kabur ke negeri tetangga di Khatulistiwa. Membuat kerajaan baru, namanya kini bukan Sisypus, bisa jadi kini namanya SiLhupus, SiEmpuss, SiThikus atau Si lainnya lagi.
Dan dalam nama samarannya itu , dia berhasil mendirikan lagi Kerajaan yang makmur, tambun dan subur. Meski rakyatnya kebanyakan miskin, kurus tak terurus.
Dewa Senang, Sisypus pun bahagia
Dewa tertawa bahagia, melihat kini pengacau Olympus menggulir-gulirkan batu, tanpa kenal henti. Rasain Lu ! Siapa suruh mempermainkan dewa !
Bahagia dewa, adalah bahagia Sisypus juga. Dengan keahlian Hephaetus, kini Sisypus jadi-jadian, tanpa berkeluh kesah , mengulirkan batu, hari demi hari. Robot tak berjiwa , tak akan mati karena bosan. Batu digulingkan ke puncak, untuk terjatuh dan terjatuh lagi. Demikianlah akhir cerita ini.
Pesan tanpa moral :