Mohon tunggu...
Wild flower
Wild flower Mohon Tunggu... -

Tukang baca yang sedang berusaha merangkai kata.

Selanjutnya

Tutup

Drama

[BulanKemanusiaan RTC] Melihat Si Sisypus dari Berbagai Sisi

27 Juli 2016   10:26 Diperbarui: 27 Juli 2016   22:40 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisypus by JSingh 2008 wordpress

Mikir !”

Diam diam dia bekerja sama dengan  Hephaestus, siapa lagi kalau bukan pandai besi sakti , yang dulu membentuk Pandora menjadi wanita cantik.

“Psstt – psst-psstt……,” bisiknya pada Hephaestus. Pelan takut ada dewa yang menguping, bisa sangat berbahaya bagi rencananya yang sangat andal.

Dan dengan cara itulah Raja Sisypus , berhasil meloloskan diri dari hukuman dewa, yang kurang kerjaan itu.

Dia berhasil kabur, dengan perubahan wajah disana sini, hasil operasi besi sang Maestro. Mukanya tak lagi dikenali.  (Coba pikir, siapa yang kini mengikuti Modus operandi seperti ini ? Mungkin dia belajar dari sang  ahli  tepu-tepu, Sisypus Raja Korintus).

Menyogok bagian imigrasi , Sisypus kabur ke negeri tetangga di Khatulistiwa. Membuat kerajaan baru, namanya kini bukan Sisypus, bisa jadi kini namanya SiLhupus, SiEmpuss,   SiThikus  atau Si lainnya lagi. 

Dan dalam nama samarannya itu , dia berhasil mendirikan lagi Kerajaan yang makmur, tambun dan subur. Meski rakyatnya kebanyakan  miskin,  kurus tak terurus.

Dewa Senang, Sisypus pun bahagia

Dewa tertawa bahagia, melihat kini pengacau  Olympus menggulir-gulirkan batu, tanpa kenal henti. Rasain Lu ! Siapa suruh mempermainkan dewa !

Bahagia dewa, adalah  bahagia Sisypus juga. Dengan keahlian Hephaetus, kini  Sisypus jadi-jadian, tanpa berkeluh kesah , mengulirkan batu, hari demi hari. Robot tak berjiwa , tak akan mati karena bosan. Batu digulingkan ke puncak, untuk terjatuh dan terjatuh lagi.  Demikianlah  akhir cerita ini.

Pesan  tanpa moral :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun