Mohon tunggu...
Wild flower
Wild flower Mohon Tunggu... -

Tukang baca yang sedang berusaha merangkai kata.

Selanjutnya

Tutup

Drama

[BulanKemanusiaan RTC] Melihat Si Sisypus dari Berbagai Sisi

27 Juli 2016   10:26 Diperbarui: 27 Juli 2016   22:40 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisypus by JSingh 2008 wordpress

Kalau kau di hukum dewa, terimalah dengan riang gembira , seperti  marmut  yang bermain dikitiran,

Atau kau dapat kelabui  mereka dengan 1001 cara, asal tidak ketahuan tentu saja.

Kaboer  ah………..         

Sepandang mata :

Sepandang mata, orang mengasosiasikan Dewa , hasil cerita rekaan manusia,sebagai Pencipta. Yang berkuasa, seperti tiran yang kejam. Yang tahunya hanya menghukum, tanpa perduli bagaimana nasib terhukum.

Bila Pencipta seperti tiran, maka pemberontakan adalah mutlak.  Bila dia marah, jangan salahkan pemberontakan itu, tapi salahkan mengapa manusia diberikan hati untuk bisa berpikir, merasa dan bernalar.

Jauh dibalik kisah,  Pencipta tak mungkin diciptakan dari hasil reka-reka manusia. Sebaik atau sejahat apapun sang Dewa.  Bila ya, kita sudah menjadikannya mahluk ciptaan pemikiran kita , tak lebih dari itu. Keberadaan hati dan nurani, akan melahirkan manusia-manusia pencari arti dan makna. Pencipta tak memandang pemberontakan manusia sebagai  perbuatan makar. Mungkin  Dia menanti agar manusia terbebas dari semua kesia-siaan, demi menemukan  arti dari kehidupan yang hanya sesaat saja.

RTC
RTC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun