Mohon tunggu...
Wildan Nurjaman
Wildan Nurjaman Mohon Tunggu... Freelancer - tugas kuliah

Adventure its oke

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Efektivitas dan Efisiensi Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan di RSUD Otto Iskandardinata

26 Juni 2024   22:58 Diperbarui: 26 Juni 2024   23:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Efektifitas dan Efisiensi

Efektivitas mengacu pada sejauh mana tujuan telah atau telah tercapai.  Manajemen ingin meningkatkan efektivitas.

Efektivitas layanan berarti perawatan dan layanan diberikan dalam konteks yang  sesuai dan sejalan dengan ilmu pengetahuan terkini untuk mencapai hasil yang diinginkan . Jalilah dkk, 2022: 169.

Pendekatan teori sistem terhadap efektivitas organisasi menekankan  pentingnya adaptasi organisasi terhadap persyaratan sistem sebagai kriteria efektivitas. Perspektif teori sistem ini memandang organisasi  sebagai satu elemen dalam serangkaian elemen yang saling berhubungan dan saling bergantung. Organisasi menerima masukan dari sistem yang lebih besar (yaitu lingkungan),  memproses masukan tersebut, dan  mengembalikannya dalam bentuk yang dimodifikasi (keluaran). Menurut Gibson dkk 2000 dalam M Ashari dkk 2021: 9, terdapat dua kesimpulan utama dari teori sistem mengenai kriteria efektivitas organisasi. Artinya, kriteria validitas (1) berikut harus memperhitungkan keseluruhan masukan. proses - siklus keluaran, bukan hanya keluaran. (2) Kriteria efektivitas harus menggambarkan keterkaitan antara organisasi dengan lingkungan yang lebih luas, khususnya lokasi di mana organisasi itu berada. Menurut Gibson dkk  2000 dalam M Ashari dkk 2021: 10 didasarkan pada pendekatan teori sistem.

Ada lima kriteria untuk mengevaluasi/mengukur efektivitas organisasi:
1. Produksi. Ini mewakili tingkat kemampuan organisasi untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas output yang dibutuhkan oleh lingkungannya. Metrik produksi mencakup jumlah pesanan yang berhasil diselesaikan, jumlah orang yang berhasil dilayani, dan dokumen yang berhasil diproses.
2. Efisiensi adalah perbandingan  output dan input terbaik. Langkah-langkah efisiensi harus dinyatakan secara komparatif, misalnya. Perbandingan hasil pekerjaan dan biaya atau  waktu yang dihabiskan untuk mencapai hasil tersebut.
3. Kepuasan, sejauh mana organisasi memenuhi kebutuhan karyawannya. Ukuran kepuasan meliputi  sikap karyawan, ketidakhadiran, keterlambatan, keluhan, dan lain-lain.
4. Adaptasi. Hal ini mengacu pada sejauh mana organisasi dapat merespons perubahan internal dan eksternal. Kriteria ini mengacu pada kemampuan manajer dalam mengantisipasi perubahan  lingkungan (lingkungan eksternal) dan organisasi itu sendiri (lingkungan internal).
5. Perkembangan. Menjelaskan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengatasi tuntutan lingkungan. atau tanggung jawab suatu organisasi untuk meningkatkan kemampuan dan potensinya untuk berkembang atau bertahan.


Oleh karena itu, kegiatan organisasi dikatakan efektif dan efisien apabila  berjalan sesuai aturan atau tujuan yang ditetapkan organisasi. Efisiensi, sebaliknya, dipahami sebagai cara untuk mencapai suatu tujuan dengan hanya menggunakan sarana yang diperlukan atau  sarana yang sesedikit mungkin. Efisiensi dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan sehubungan dengan hasil pelayanan yang digunakan untuk melayani pasien Jalilah dkk, 2022: 168. Sumber daya medis saat ini sangat terbatas. Oleh karena itu, aspek efisiensi kesehatan dalam pelayanan kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan medis yang efisien memungkinkan kami melayani lebih banyak pasien dan masyarakat. Pelayanan yang tidak efisien biasanya mahal, tidak nyaman bagi pasien, memakan waktu, dan menimbulkan risiko yang signifikan bagi pasien. Dengan menganalisis efisiensi dan efektivitas, maka dapat dipilih intervensi yang paling efisien. Jalilah dkk, 2022: 7.

Ukuran Efektifitas

Mengukur efektivitas suatu program kegiatan bukanlah tugas yang mudah. Hal ini karena efektivitas dapat dilihat dari  sudut pandang yang berbeda-beda dan bergantung pada siapa yang mengevaluasi dan menafsirkannya. Dari segi produktivitas,  manajer produksi menyampaikan pengertian bahwa efektivitas mengacu pada kualitas dan kuantitas  barang dan jasa (output). Anda juga dapat mengukur tingkat efektivitas dengan membandingkan  rencana yang dikembangkan dan hasil aktual. Namun apabila hasil usaha  dan kerja serta tindakan yang diambil tidak tepat dan tujuan serta sasaran yang diharapkan tidak tercapai  maka disebut ketidakefektifan Iga Rosalina, 2012. Karina Qumar 2023: 23

Karina Qumar (2023: 23) Iga Rosalina (2012) Kriteria atau ukuran efektif atau tidaknya tujuan tercapai yaitu:

1. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini memungkinkan karyawan untuk melakukan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan tujuan organisasi. 

2. Kejelasan strategi untuk mencapai tujuan. Strategi dikenal "pada jalur" yang diikuti dengan melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan para pelaksananya tidak kebingungan dalam mencapai  tujuan organisasi.

3. Analisis dan proses pengembangan kebijakan yang baik terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dan strategi yang ditetapkan. Dengan kata lain, kebijakan harus mampu menghubungkan tujuan dan upaya pelaksanaan kegiatan operasional. 

4. Perencanaan yang cermat pada dasarnya berarti memutuskan sekarang apa yang akan dilakukan organisasi di masa depan.

5. Penyusunan program yang baik, perencanaan yang baik, hendaknya didiskusikan dalam  pelaksanaan program yang baik. Jika tidak, praktisi akan kekurangan pedoman dalam berperilaku dan bekerja. 

6. Ketersediaan sarana dan prasarana kerja. Indikator efektivitas organisasi merupakan kemahiran bekerja secara produktif. Terdapat sarana dan prasarana yang tersedia dan tersedia bagi organisasi. 

7. Implementasi yang efektif dan efisien: Sebagus apapun program, jika tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi  tidak akan mampu mencapai tujuannya. Dengan menerapkannya, organisasi akan semakin dekat dengan tujuannya. 

8. Sistem pemantauan dan pengendalian pendidikan. Mengingat ketidaksempurnaan sifat manusia, efektivitas organisasi memerlukan adanya sistem pemantauan dan pengendalian

Ukuran efektivitas meliputi: 

1. Produktivitas. 

2. Kemampuan beradaptasi dalam bekerja. 

3. Kepuasan kerja.

 4. Profitabilitas. 

5. Pencarian sumber daya.

Sedangkan  dalam Karina Qumar 2023: 23, Richard M. Steers 1999 mengatakan hal berikut tentang ukuran efektivitas:

 1. Pencapaian tujuan merupakan bentuk keseluruhan usaha supaya bisa mencapai satu tujuan dan harus dilihat sebagai suatu proses. Oleh karena itu, untuk menjamin tercapainya tujuan akhir, diperlukan penyesuaian secara bertahap, baik dalam arti  pencapaian bagian tersebut maupun  dalam arti periodisasi. Pencapaian suatu tujuan terdiri dari beberapa aktor: Suatu periode dan tujuan yang merupakan tujuan tertentu. 

2. Integrasi adalah ukuran kemampuan suatu organisasi dalam bersosialisasi, membuat kesepakatan, dan berkomunikasi dengan berbagai  organisasi lainnya. Integrasi melibatkan proses sosialisasi. 

3. Kemampuan suatu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dikenal sebagai adaptasi. Untuk itu digunakan tolak ukur dalam proses pengadaan dan pengisiannya.

 Dari sekian banyak definisi pengukuran tingkat efektivitas yang disebutkan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa  penelitian ini menggunakan teori pengukuran efektivitas yang dikemukakan oleh Richard M. Stairs, yaitu pencapaian tujuan, integrasi, dan adaptasi. Dengan menggunakan teori tersebut, kami ingin mengukur tingkat efektivitas pelayanan di RSUD Oto Iskandar Dinata Soreang. Di sisi lain, melihat kenyataan di lapangan, menurut Lusyana Aripa 2022, efektivitas dan efisiensi pelayanan dapat dibedakan menjadi kualitas pelayanan itu sendiri (service quality) sebagai berikut:

 1 . Bukti nyata ( Tangible)

 2. Keandalan (keandalan). 

3. Daya tanggap. 

4. Jaminan (jaminan).

5. Empati.

Pendekatan Efektifitas

Pendekatan efektivitas mengukur seberapa efektif suatu kegiatan. Ada beberapa pendekatan efektif yang dikemukakan oleh Dimianus Ding 2014 dalam Karina Qumar 2023: 26. Itu adalah: tujuan yang dimaksudkan.

1. Pendekatan tujuan untuk mengukur efektivitas dimulai dengan mengidentifikasi tujuan organisasi dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang perlu diingat dalam mengukur efektivitas pendekatan ini adalah tujuan yang realistis untuk mencapai hasil yang maksimal berdasarkan tujuan resmi "tujuan resmi", dan terhadap permasalahan yang ditimbulkannya Yaitu, mengukur keberhasilan program dalam mencapai tingkat keluaran yang direncanakan. Pendekatan ini berupaya mengukur seberapa sukses suatu organisasi atau lembaga dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Efektivitas selalu memperhatikan unsur waktu pelaksanaan. Oleh karena itu, efektivitas selalu mencakup unsur waktu pelaksanaan, dan  program  akan lebih efektif jika tujuannya tercapai tepat waktu. Contoh  pendekatan yang ditargetkan adalah jika Anda melakukan pemesanan dengan tujuan menjual produk dalam waktu seminggu, dan produk terjual habis dalam waktu seminggu, maka upaya Anda efektif. 

2. Pendekatan Sumber (System Resource Approach) Pendekatan sumber mengukur efektivitas berdasarkan keberhasilan suatu lembaga dalam memperoleh berbagai jenis sumber daya yang dibutuhkannya. Agar suatu organisasi menjadi efektif, ia harus memiliki akses terhadap berbagai  sumber informasi dan mampu menjaga kondisi dan sistem. Pendekatan ini didasarkan pada teori bahwa suatu sistem kelembagaan terbuka terhadap lingkungannya. Hal ini karena institusi mempunyai hubungan yang egaliter dengan lingkungannya, dan sumber daya yang terdapat dalam lingkungan sering kali berasal dari lingkungan  yang  langka dan berharga. Pendekatan sumber pada kegiatan bisnis suatu organisasi melihat pada ruang lingkup hubungan antara anggota  program bisnis dengan lingkungan sekitar, dan mencari sumber-sumber untuk mencapai tujuan.

 3. Pendekatan Proses (Internal Process Approach) mempertimbangkan kesehatan dan efisiensi organisasi. Dalam organisasi yang efektif, proses internal berjalan  lancar ketika aktivitas departemen yang ada dikoordinasikan. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan dan menitikberatkan pada kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki lembaga, yang mencerminkan tingkat efisiensi dan kesehatan lembaga.

Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan pelayanan terbaik yang diberikan oleh seseorang, kelompok, atau lembaga yang menghasilkan kepuasan terhadap seorang pelanggan atau masyarakat, dan kepuasan ini berakibat pada  loyalitas pelanggan atau masyarakat terhadap orang, kelompok, atau lembaga yang memberikan layanan tersebut . 

Kualitas adalah kondisi dinamis yang terkait dengan produk, layanan, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melampaui harapan. Jasa, meskipun tidak secara eksplisit, merupakan kegiatan yang memuaskan konsumen dan/atau industri penggunanya dan tidak berkaitan dengan penjualan  produk atau jasa lainnya. 

Menurut Pasal 52 Ayat 1 UU Kesehatan, pelayanan kesehatan pada umumnya terdiri atas dua jenis pelayanan kesehatan: 1. Pelayanan medis individual. Pelayanan kesehatan ini seringkali diberikan oleh individu, keluarga, atau kelompok anggota masyarakat dengan tujuan untuk mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan individu dan keluarga. 

1. Pelayanan individu ini dilaksanakan di fasilitas kesehatan, yang disebut rumah sakit, rumah sakit bersalin dan klinik  mandiri. 

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat: Pelayanan kesehatan ini diberikan oleh kelompok dan komunitas dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan. Hal ini mengacu pada upaya promotif dan preventif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di puskesmas tertentu, misalnya puskesmas. 

Kualitas pelayanan menitikberatkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaian yang memenuhi harapan konsumen. Artinya, ekspektasi dan persepsi manajemen konsisten, ekspektasi konsumen dan standar ketenagakerjaan karyawan konsisten, standar ketenagakerjaan pekerja dan pelayanan yang diberikan konsisten, dan Hal-hal berikut ini konsisten: Terdapat kesesuaian antara pelayanan yang diberikan dengan pelayanan yang dijanjikan, dan  antara pelayanan yang diterima dengan pelayanan yang diharapkan  konsumen.

Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pasien dan diakhiri dengan kepuasan pasien. Dua faktor utama yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diharapkan  dan pelayanan yang dirasakan. Kualitas kinerja dipersepsikan baik atau baik ketika kinerja yang dirasakan sesuai dengan kinerja yang diharapkan. Jika kualitas layanan yang diterima  konsumen lebih baik dari yang mereka harapkan, kemungkinan besar mereka akan mencobanya lagi. Namun jika pelayanan yang dirasakan lebih buruk dari yang diharapkan, konsumen akan kecewa dan mengakhiri hubungannya dengan perusahaan jasa yang bersangkutan.

Berdasarkan pembahasan di atas  dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan merupakan ukuran seberapa baik pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam memenuhi kebutuhannya sehingga  dapat mencapai kepuasan yang dapat dilakukan pasien.

Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pasien

Kualitas pelayanan merupakan faktor penting bagi rumah sakit. Kualitas pelayanan yang diberikan  suatu rumah sakit  erat kaitannya dengan tingkat kepuasan yang dialami pasien sebagai konsumen rumah sakit tersebut. Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien agar pasien  puas dengan pelayanan yang diberikan  perawat rumah sakit. 

Kepuasan pasien merupakan indikator pertama  standar rumah sakit dan  ukuran kualitas pelayanan. Kualitas  erat kaitannya dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memotivasi pelanggan untuk membentuk ikatan yang kuat dengan perusahaan. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan memenuhi harapan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan rendah. Kualitas pelayanan yang baik  tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam menentukan harapan pelanggan secara konsisten. Kualitas pelayanan yang terdiri dari keandalan, objektivitas, daya tanggap, keamanan, dan empati secara simultan mempunyai pengaruh positif  signifikan terhadap kepuasan pasien.

Pengertian Rawat Jalan

Menurut Kotler 2002 dalam N. Nahriyah 2021: 2, pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang menjalani rawat jalan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan pengobatan, dan diberikan lebih dari 24 jam tidak disediakan. Pelayanan rawat jalan (rawat jalan) adalah suatu bentuk  pelayanan kesehatan yang sudah ada. Pelayanan rawat jalan merupakan pelayanan kesehatan yang tidak diberikan kepada pasien  dalam bentuk pengobatan rawat inap. Perawatan rawat jalan ini tidak hanya terjadi di rumah sakit, puskesmas, dan klinik, namun juga di rumah pasien. 

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (MENKES) Nomor 1165/MENKES/SK/X/2007, pelayanan rawat jalan adalah pelayanan pasien yang menyelenggarakan observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa rawat inap (KEPMENKES), 2007) . (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1997):

 1. Pasien Baru 

Setiap pasien baru akan diterima di ruang penerimaan pasien dan akan disaring oleh petugas untuk mendapatkan informasi mengenai data identitas sosial pasien wawancara. Anda perlu mengisi formulir untuk merangkum riwayat kesehatan Anda. Seluruh BRM poliklinik yang telah selesai berobat wajib kembali ke fasilitas rekam medis, kecuali pasien yang memerlukan pengobatan. Rekam medis Anda akan dikirim ke ruang perawatan.

2. Pasien Lama 

Bagi pasien lama, atau pasien yang sudah dirawat di rumah sakit atau berobat di sana, pasien mendatangi meja registrasi pasien lama atau meja resepsionis pasien yang ditunjuk. Pasien yang datang ke rumah sakit tanpa membuat janji terlebih dahulu (sesuai keinginannya sendiri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun