Kupas tuntas literasi digital pendidikan dasar 9 tahun bersama siberkreasi dan PGRI serta Japelidi alhamdulillah berjalan lancar.
Terlampir link youtube acara FGD Siberkreasi bersama PGRI Sabtu lalu. Tepatnya hari Sabtu, 3 Juni 2023 di Hotel Mercure Cikini, Jakarta Pusat. Anda bisa menonton siaran ulangnya di https://youtu.be/_LQ1Uvh_ycM.
Kegiatan ini terbagi dalam 2 kegiatan, yaitu seminar nasional dan Forum Group Discusion (FGD)
Narasumber: SEMINAR NASIONAL
- Dr. Said Mirza Pahlevi, M.Eng. (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik). Topik: Urgensi kurikulum literasi digital dari perspektif pengampu kebijakan.Â
- Zulfadly Syam, S.Kom. (Sekretaris Jenderal APJII). Topik: Relevansi kurikulum literasi digital dari perspektif industriÂ
- Dr. Nugrahaeni Prananingrum, M.Si (Koord. Divisi Pengayaan Kurikulum SIBERKREASI). Topik: Kolaborasi kurikulum literasi digital dari perspektif SIBERKREASIÂ
- Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (Ketua PSLCC PGRI). Topik: inisiasi kurikulum literasi digital dari perspektif akademisiÂ
Narasumber FGD buku informatika SD, SMP, SMA, dan SMK yaitu:
1. Ade Sukmawati (Reviewer Buku SD) - JAPELIDIÂ
2. Asep Sugandi (Penulis Buku SMP) - PGRIÂ
3. Citra Rosalyn Anwar (Reviewer Buku SD) - JAPELIDIÂ
4. Dr. Paidi (Penulis Buku SMK) - PGRIÂ
5. E. Nugrahaeni Prananingrum (Reviewer Buku SMA) - JAPELIDIÂ
6. Fransiska Desiana (Reviewer Buku SMP) - JAPELIDIÂ
7. Frida Kusumastuti (Reviewer Buku SMA) - JAPELIDIÂ
8. Gilang Adikara (Reviewer Buku SD) - JAPELIDIÂ
9. Hj. Deswati (Penulis Buku SMA) - PGRIÂ
10. Jackelin Lotulung (Reviewer Buku SMP) - JAPELIDIÂ
11. Lintang Ratri Rahmiaji (Reviewer Buku SMP) - JAPELIDIÂ
12. Maria Sumakul (Penulis Buku SD) - PGRIÂ
13. Mario Antonius Birowo (Reviewer Buku SMA) - JAPELIDIÂ
14. Pebi Pebriadi (Penulis Buku SMK) - PGRIÂ
15. Putranto Karisma Adhi Kusumo (Penulis Buku SMP) - PGRIÂ
16. Siska Ratna Dianti (Penulis Buku SD) - PGRIÂ
17. Syamsuardi (Penulis Buku SMA) - PGRI
Peserta FGD yang datang secara langsung ke hotel Mercure dan live zoom meeting adalah:Â
1. Pengurus Siberkreasi Periode 2023 - 2025Â
2. Perwakilan Guru PGRIÂ
3. Perwakilan Mahasiswa UNJ Â
4. Anggota PGRI melalui zoom meeting
SESI SEMINAR NASIONAL Pukul (09.00 - 12.00 WIB)Â
Narasumber:Â
Dr. Said Mirza Pahlevi, M.Eng.Â
Topik: Urgensi Kurikulum Literasi digital dari perspektif pengampu kebijakanÂ
Ada 4 Pilar Literasi Digital yaitu:
1. Digital ethicsÂ
2. Digital cultureÂ
3. Digital safetyÂ
4. Digital skillÂ
Isi Materi tentang:
- Literasi DigitalÂ
- Functional skills: berlaku untuk guru dan murid, keterampilan digital perlu dimaksukan dalam mata pelajaran IT dan mata pelajaran lainyaÂ
- Creativity: tidak hanya aktif dalam mengeksplorasi media digital tetapi juga dalam menciptakan dan memahami bahwa media itu diciptakanÂ
- Collaboration: pembelajaran melibatkan dialog,diskusi dan gagasan satu sama lainÂ
- Effective communication: siswa dapat mengeksplor pengetahuan mereka melalui internetÂ
- Critical thinking and evaluation: berpikir kritis melibatkan transformasiÂ
- E-safety: mengeksplorasi keamanan dalam berinternetÂ
- Distribusi nilai imdi ada di DKI Jakarta dan maluku utara dan adalah provinsi dengan pengguna digital terbanyak, dan maluku utara adalah pengguna digital paling minim.Â
- Materi 3: aplikasi perkantoran bagi guru dan tenaga KependidikanÂ
- Pelatihan coding untuk anak sekolah dasar
Narasumber: Zulfadly Syam, S.Kom.(Sekretariat Jendral APJII)Â
Topik : Relevansi kurikulum literasi digital dari perspektif industriÂ
Pertama, Teori versus praktek. Kenyataannya mahasiswa kita banyak yang tidak siap saat masuk ke dunia kerja.Â
Kedua, ijazah versus sertifikasi skill. Ketika suatu universitas mengeluarkan ijazah bagi pelaku pengusaha banyak industri atau perusahaan menjadikan ijazah sebagai sistem filter tetapi ijazah tidak menggambarkan skill seseorang sehingga jadi banyak pertanyaan ijazah itu apa? Ijazah itu hanya sekedar menampilkan logo universitas saja?Â
Ketiga, Konseptor versus eksekutor. Kita membutuh kan antara konseptor dan eksekutor.kita sering banyak konsep tetapi tidak ada eksekutor atau terbalik yang dibutuhkan dalam dunia industri digital ini kita butuh konseptor dan eksekutorÂ
Keempat, learning by doing time is money. Didunia industry banyak melihat learning by doing bagus tetapi owner lebih melihat time is money artinya kalaupun ada mahasiswa lulusan level tertentu datang ke industry itu learning by doing itu bagus banget bahwa dia bisa belajar lebih mengaplikasikan ilmu ilmunya dengan lebih baik dari dua forum atau sebuah wadah industri tentang bisnis owner atau pengusaha atau sebuah perusahaan itu lebih melihat time is money gitu , waktu adalah uang.Â
Artinya kalaupun ada mahasiswa lulusan level tertentu datang ke industri kemudian dia learning by doing tapi jangan kelamaan karena skill lulusan kita sedang saja cenderung learning by doingnya kelamaan sehingga perusahaan akan mengatakan wah ini tidak bisa nih ini kelamaan sehingga yang terjadi pemecatan.yang parah adalah tempat magang yang kita survei untuk jurusan IT hanya diminta untuk mencatat inventory yang ada di gudang ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan jurusan it sehingga magang ini tidak terarah.Â
Contoh masalah masalah yang dihadapi industriÂ
- Ketidaksiapan SDM dengan pesatnya perkembangan teknologi, industri sering kali mengandalkan bantuan teknologi digital, namun dalam lapangan masih banyak sekali Sdm yang tertinggal dalam pengetahuan akan teknologi digitalÂ
- Keamanan Data Minimnya awareness akan keamanan siber, baik dalam pengelolaan password yang aman sampai pendeteksian ancaman siber seperti phising, hoax, maupun virusÂ
- Kurangnya adaptabilitas Tidak menggunakan teknologi secara efisien dikarenakan kurangnya adaptasi dan inovasi terhadap teknologi terbaru.Â
Arsitektur teknologi informasi ada 7 lapisanÂ
- physical lapisan bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal physic atau gelombang radio contoh instalasi BTS, instalasi wireless radio. Sekarang ada tidak yang mengajarkan instalasi radio di sekolah?saya hanya ingin mendeskripsikan banyak lapisan ini yang memiliki ilmu sendiriÂ
- data link lapisan ini bertanggung jawab untuk mengatur dan mengelola lalu lintas data antara perangkat yang terhubung dalam jaringanÂ
- network lapisan ini bertanggung jawab untuk mengatur alamat logis dan rute data melalui jaringanÂ
- transport lapisan ini bertanggung jawab memastikan pengiriman data yang andal,aman,dan akurat antara perangkat contoh senior network engineerÂ
- session lapisan ini bertanggung jawab untuk memastikan koneksi terjalin dan terjaga antara perangkat selasa sesi komunikasi, contoh network engineerÂ
- presentationÂ
- application "Semua lapisan ada peluang setiap peluang berubah menjadi uang"
Narasumber : Prof. Dr. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A.Â
Topik : inisiasi kurikulum literasi digital dari perspektif akademisiÂ
Kenapa literasi digital perlu dikembangkan bersama dengan kecerdasan digital? Karena digunakan untuk mencakup pengalaman yang lebih luas untuk digunakan dalam hasil yang baik. Kecerdasan digital merupakan hal yang penting dengan adanya keberadaan teknologi yang terus berkembang.Â
Terutama pada saat pandemic dimulai, pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar dapat memaksa para pengguna untuk menggunakan teknologi. Teknologi yang ada dimanfaatkan bersamaan dengan terkejutnya AI dengan teknologi yang tidak berhenti berkembang, jika tidak memiliki kecerdasan digital maka akan berdampak pada ketidakmampuan untuk memahami teknologi atau gagap teknologi. Segala atribut yang terdapat di masa depan, adanya kemampuan baca tulis tidak hanya cukup.Â
Sebelum adanya digital, diperlukan kemampuan untuk menulis serta membaca sastra. Transformasi digital merupakan transformasi berjangka panjang. Literasi digital merupakan cara untuk beradaptasi dengan individu yang digunakan dalam perangkat lunak, keras, platform yang berganti2 dalam menghadapi sikap hidup yang tidak diketahui akan menjadi apa.Â
IT digunakan secara efektif dalam kecerdasan digital dalam berkembangnya adaptasi dengan tepat. Literasi digital membantu manusia bukan hanya sebagai individu tetapi juga makhluk sosial untuk berkolaborasi, bertransaksi, bersinggungan dan lain-lain. Kepentingan digital penting untuk mempraktikan keamanan digital.Â
Tidak ada sesuatu yang bernilai yang tidak ada resiko. Kecerdasan digital dapat mengembangkan karir, Pendidikan, tetapi juga kesejahteraan hidup. Kurikulum khusus untuk perkembangan digital baru dikembangkan oleh berbagai pihak, sehingga belum ada yang standar dan baku.Â
Kurikulum merupakan tujuan pembelajaran dalam kecerdasan digital.Â
1. Mampu menyiapkan masyarakat Indonesia melek digitalÂ
2. Melek teknologiÂ
3. Mampu memanfaatkan teknologi secara pribadi maupun professional.Â
Kurikulum dibagi menjadi 6 domain yang berurutan.Â
1. Domain fundamental, yaitu pondasi dari segalanya serta atribut yang penting adalah digital mindset. Banyak orang melakukan digitalisasi tanpa digital mindset yang gagal serta keliru.Â
2. Domain kompetensi, yaitu melakukan segala kegiatan secara baik dan benar. Yang penting dikuasai =ai adalah digital literacy yang merupakan bagian fundamental dari digital intelijen.Â
3. Digital use and skills. Penggunaannya tergantung dengan karir hidup seseorang.jika ia seorang pelajar, maka skills yang dibutuhkan adalah belajar. Digunakan untuk berbagai kalangan sesuai dengan profesi masing-masing.Â
4. Domain personalitas. Domain personalitas digunakan untuk digital identity yang sangat penting dengan banyaknya identitas yang menyebar yang tidak selaras dengan dunia fisik. Termasuk penggunaan password dan username.Â
5. Digital safety dan security. Identitas informasi dapat terlindungi dengan aset yang tidak dapat diambil oleh orang lain.Â
6. Digital communication.digunakan karena manusia adalah makhluk sosial yang harus digunakan setiap hari Digital juga dapat digunakan dalam kesejahteraan ekonomi guna bertransaksi, berkolaborasi, serta berinteraksi dengan orang lain, yakni disebut sebagai digital commerce.Â
Selanjutnya ada individu yang ingin membuat digital enterperenurship dan digital innovation guna membuat produk, jasa, aplikasi baru. Domain adaptasi merupakan adanya perubahan secara cepat.Â
Sebagai leader kita perlu cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada. Bagaimana cara mengukur Kecerdasan Digital?Â
1. Self assessmentÂ
2. Dinilai oleh rekan kerjaÂ
3. Pertanyaan tentang kecerdasan digitalÂ
4. Indeks kecerdasanÂ
5. Tingkat kematangan kecerdasan digitalÂ
Bagaimana agar kita bisa memiliki kecerdasan digital?Â
1. Pendidikan dan pelatihanÂ
2. Melakukan eksplorasi secara mandiriÂ
3. Aktif berpartisipasi terhadap komunitasÂ
4. MembacaÂ
5. Berani bereksperimen Â
Narasumber: Dr. Nugrahaeni Prananingrum, M.Si (Koord. Divisi Pengayaan Kurikulum SIBERKREASI)Â
Topik materi: Kolaborasi kurikulum literasi digital dari perspektif SIBERKREASI.Â
Assalamualaikum Wr.Wb, selamat siang bapak/ibu saya izin menyampaikan presentasi dan diskusi kurikulum literasi digital siberkreasi.Â
Ada 8 elemen yang sudah berjalan saya sangat terpukau pada presentasi mas eko tadi, 4 modul yang sudah ada semoga bisa lebih diperbarui oleh siberkreasi.Â
Ada 16 komponen digital oleh prof eko di buku literasi tersebut, kurikulum merdeka buku ini butuh kecakapan digital. Ada 4 pilar turunan dari 16, digital skill adalah pengetahuan dasar mengenai landscape digital, pengetahuan dasar mengenai mesin pencarian informasi cara penggunaan dan pemilihan data.
Pengetahuan dasar mengenai aplikasi dan media sosial, pengetahuan dasar mengenai dompet digital, lokapasar (marketplace), transaksi digital, yang disampaikan oleh Prof. eko mengenai password, mengapa penting untuk mengganti setiap 3 bulan sekali dan mengapa itu penting untuk orang tua untuk tau password anak. Ini untuk dimana positioning.Â
Tujuan: Digital skill adalah kemampuan individu dalam mengetahui,memahami dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak TIK serta sistem operasi digital. Digital skill merupakan dasar dari kompetensi literasi digital berada domain single informal. Dilengkapi dengan visualisasi penunjang(tangkapan layar/infographic) di setiap bab.Â
Evaluasi yang ada di setiap akhir bab indikator memberi sarana berlatih dan penilaian diri yang terukur dari 3 aspek penting (kognitif, afektif, dan konatif) yang akan dicapai. Digital culture memiliki tujuan agar individu membaca, menguraikan, membiasakan, serta memeriksa nilai kebangsaan, nilai pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dalam menggunakan kecakapan digital.Â
Digital culture merupakan dasar dari kompetensi literasi digital,berada domain kolektif formal. Digital culture yang berupa budaya bermedia digital yang ditarik untuk memperkuat nilai-nilai multikulturalisme atau kebhinekaan Indonesia dalam bentuk uraian, contoh, evaluasi, dan juga dilengkapi dengan infografis yang menarik.
Demikianlah kisah omjay hari ini tentang kegiatan Kupas Tuntas Literasi Digital Pendidikan Dasar 9 Tahun Bersama Siberkreasi dan PGRI serta Japelidi. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana.
Salam Blogger Persahabatan
Â