Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PGRI di Era Milenial

21 Agustus 2019   23:45 Diperbarui: 22 Agustus 2019   08:18 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PGRI di era MilenialSaya ingin menyambung kembali tulisan menjelang subuh.  PGRI di mata guru guru muda.

Tulisan ini saya buat karena terinspirasi dengan trio PGRI dari sukabumi jawa barat.

Saya berharap ada kebijakan baru dari pengurus besar PGRI terpilih untuk memberikan kesempatan kepada guru guru muda di era milenial untuk berkiprah di PGRI.

Mereka bukan lagi sebagai penonton tapi juga menjadi pemain. Bahkan menjadi sutradara sekaligus produsernya.

Hal ini tentu dianggap gila bagi mereka yang tak paham dengan kaderisasi.

Kepemimpinan akan terlihat ketika mereka diberi kesempatan. Amanah dan tanggung jawab harus dibagi secara profesional agar PGRI abadi.

Biar bagaimanapun orang muda belum pernah merasakan tua. Tapi orang tua sudah merasakan muda.

Pengalaman adalah guru yang terbaik.  Setidaknya bagi mereka yang mau belajar menjadi seorang pemimpin.

PGRI membutuhkan sosok pemimpin yang mampu memimpin PGRI dengan cara cara baru. Pola lama sudah mulai ditinggalkan di era milenial.

Saat ini sudah banyak guru berbagi pengalaman lewat video conference webex.  Mereka saling berbagi ilmu dan pengalaman.

Jarak yang jauh menjadi terasa dekat.  Mereka bisa berinteraksi satu sama lain secara online. Elearning bukan lagi suatu hal yang baru.  Mereka bisa belajar di mana saja dan kapan saja.

Website ruangguru.com lebih diminati anak anak milenial ketimbang rumah belajar pustekkom kemdikbud.

Inilah era revolusi industri 4.0 yang harus diikuti oleh PGRI suka atau tidak suka.

PGRI di era milenial memiliki masalah besar bila tak segera mengakader guru guru muda yang multi talenta.

Kolaborasi yang indah adalah jawabannya.

Guru dan dosen harus bersatu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.  Tak ada lagi dikotomi guru dan dosen di PGRI karena mereka sama sama pendidik.  Hanya beda tempat saja.  Guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi.

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PGRI sudah jauh jauh hari dipersiapkan untuk mengatasi masalah ini.  Oleh karena itu izinkan saya menjura hormat kepada tim penyusunnya yang sudah mempersiapkan PGRI agar mampu beradaptasi di era milenial.

PGRI di era milenial adalah PGRI yang mencari solusi dengan cara cara bijaksana dan menjadi mitra pemerintah dalam mengelola tata kelola guru yang lebih modern.

Wajah PGRI memang sudah menua. Namun tidak membuat PGRI tua renta. Sebab PGRI lahir dari guru, oleh guru dan untuk guru yang ingin bangsanya maju.

Konggres PGRI yang ke XXII di Jakarta telah berlalu.  Banyak pembelajaran saya dapatkan dari pesan para pemimpin bangsa.

Saya buka youtube.com dan menonton pidato presiden jokowi,  wakil presiden jusuf kalla,  dan gubernur  dki jakarta Anies baswedan memberikan pencerahan untuk guru.

Mereka memang layak dipilih untuk menjadi pemimpin.  Pesannya dalam dan akan saya kupas dalam tulisan berikutnya.

Suka dan duka menjadi panitia konggres PGRI sudah saya tuliskan. Setidaknya saya banyak belajar dari amanah yang diberikan.

Kesabaran dan mau mendengar aspirasi adalah kemampuan yang harus dimiliki diri ini.

PGRI di era milenial harus diurus oleh mereka yang sabar dan mampu memberikan keteladanan. Satu kata antara perkataan dengan perbuatan.

Ing Ngarso Sung Tulodho
Ing Madyo Mangun Karso
Tut  Wuri Handayani

Hal penting yang harus dilakukan adalah tindakan nyata dan bukan kata kata.

Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun