PGRI di era MilenialSaya ingin menyambung kembali tulisan menjelang subuh. Â PGRI di mata guru guru muda.
Tulisan ini saya buat karena terinspirasi dengan trio PGRI dari sukabumi jawa barat.
Saya berharap ada kebijakan baru dari pengurus besar PGRI terpilih untuk memberikan kesempatan kepada guru guru muda di era milenial untuk berkiprah di PGRI.
Mereka bukan lagi sebagai penonton tapi juga menjadi pemain. Bahkan menjadi sutradara sekaligus produsernya.
Hal ini tentu dianggap gila bagi mereka yang tak paham dengan kaderisasi.
Kepemimpinan akan terlihat ketika mereka diberi kesempatan. Amanah dan tanggung jawab harus dibagi secara profesional agar PGRI abadi.
Biar bagaimanapun orang muda belum pernah merasakan tua. Tapi orang tua sudah merasakan muda.
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Â Setidaknya bagi mereka yang mau belajar menjadi seorang pemimpin.
PGRI membutuhkan sosok pemimpin yang mampu memimpin PGRI dengan cara cara baru. Pola lama sudah mulai ditinggalkan di era milenial.
Saat ini sudah banyak guru berbagi pengalaman lewat video conference webex. Â Mereka saling berbagi ilmu dan pengalaman.
Jarak yang jauh menjadi terasa dekat. Â Mereka bisa berinteraksi satu sama lain secara online. Elearning bukan lagi suatu hal yang baru. Â Mereka bisa belajar di mana saja dan kapan saja.
Website ruangguru.com lebih diminati anak anak milenial ketimbang rumah belajar pustekkom kemdikbud.
Inilah era revolusi industri 4.0 yang harus diikuti oleh PGRI suka atau tidak suka.
PGRI di era milenial memiliki masalah besar bila tak segera mengakader guru guru muda yang multi talenta.
Kolaborasi yang indah adalah jawabannya.
Guru dan dosen harus bersatu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Â Tak ada lagi dikotomi guru dan dosen di PGRI karena mereka sama sama pendidik. Â Hanya beda tempat saja. Â Guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi.
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PGRI sudah jauh jauh hari dipersiapkan untuk mengatasi masalah ini. Â Oleh karena itu izinkan saya menjura hormat kepada tim penyusunnya yang sudah mempersiapkan PGRI agar mampu beradaptasi di era milenial.
PGRI di era milenial adalah PGRI yang mencari solusi dengan cara cara bijaksana dan menjadi mitra pemerintah dalam mengelola tata kelola guru yang lebih modern.
Wajah PGRI memang sudah menua. Namun tidak membuat PGRI tua renta. Sebab PGRI lahir dari guru, oleh guru dan untuk guru yang ingin bangsanya maju.
Konggres PGRI yang ke XXII di Jakarta telah berlalu. Â Banyak pembelajaran saya dapatkan dari pesan para pemimpin bangsa.
Saya buka youtube.com dan menonton pidato presiden jokowi,  wakil presiden jusuf kalla,  dan gubernur  dki jakarta Anies baswedan memberikan pencerahan untuk guru.
Mereka memang layak dipilih untuk menjadi pemimpin. Â Pesannya dalam dan akan saya kupas dalam tulisan berikutnya.
Suka dan duka menjadi panitia konggres PGRI sudah saya tuliskan. Setidaknya saya banyak belajar dari amanah yang diberikan.
Kesabaran dan mau mendengar aspirasi adalah kemampuan yang harus dimiliki diri ini.
PGRI di era milenial harus diurus oleh mereka yang sabar dan mampu memberikan keteladanan. Satu kata antara perkataan dengan perbuatan.
Ing Ngarso Sung Tulodho
Ing Madyo Mangun Karso
Tut  Wuri Handayani
Hal penting yang harus dilakukan adalah tindakan nyata dan bukan kata kata.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog http://wijayalabs.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI