Mohon tunggu...
Wiwik Arifin
Wiwik Arifin Mohon Tunggu... -

Cerpenis merupakan Buruh Migran Indonesia. Kelahiran Merauke 10 April dan tinggal di Jawa saat mulai pendidikan sekolah tahun 1997. (Blog: wiwikarifin.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Cinta Anak Rantau

24 Maret 2016   17:28 Diperbarui: 24 Maret 2016   17:37 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Untuk?" Aini berbalik tanya.

"Main,"

"Lampung-Jawa bukan jarak yang dekat loh," ucap Aini sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

"Boleh enggak?" tanya Angga sekali lagi.

"Iya-iya, nanti aku SMS-in alamat rumah," jawab Aini tersimpul senyum.

"Dua bulan lagi aku akan pulang untuk melamarmu, kembali ke sini menjemputmu kita pulang sama-sama untuk hari pernikahan kita," ucap Angga tertunduk. Sebenarnya ingin sekali menggenggam erat tangan Aini seperti peristiwa berlarian setahun yang lalu, namun ia paham kalau gadis pujaan hatinya itu sangat menjaga marwah.

Aini sangat terharu bahagia. Hatinya sempat dilema karena kedekatan yang cukup lama dengan Angga, sama sekali belum pernah ada kata cinta yang terucap. Berbunga-bunga jiwa Aini pemuda Jawa Timur itu memang bukan pengobral cinta, tetapi pengagung cinta.

"Aku sangat berharap kamulah tulang rusuk yang kucari-cari selama ini. Maukah kamu menjadi bidadariku, Aini Ismawa?" Angga mengeluarkan benda merah berbentuk hati. Menyodorkannya ke Aini.

"Di dalamnya terdapat cincin emas putih. Simpanlah. Sesampainya aku datang melamar ke rumahmu, tolong aktifkan skype. Jika kamu memakai cincin ini, aku sangat bahagia, cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, namun jika engkau enggan memakainya aku tetap akan bahagia menjadi sahabatmu selama ini."
Kata-kata Angga sangat menyentuh kalbu Aini. Hatinya semakin berbunga dan tidak sabar menanti hari lamaran itu.

"IC, Permit?" tiba-tiba ada yang menghampirinya. Bapak-bapak berbadan tegap.

Buru-buru Aini menyimpan cincin pemberian Angga ke sakunya. Badannya gemetar karena tidak dapat menyerahkan kartu identitas diri. Angga sangat terpukul melihat Aini yang diborgol bersama para PATI yang lain. Aku akan setia menunggumu Aini, teriak Angga sepergian Aini di bawa lokap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun