"Sawitri, coba katakan permintaanmu terhadap calon suamimu. Apakah dia sanggup memenuhi? "
"Saya ingin menjadi satu-satunya istri Kangmas Jaya Kusuma dan kelak jika sudah menikah saya diizinkan untuk menjadi guru silat para perempuan."
"Bagaimana Jaya Kusuma? Apakah kamu sanggup?"
"Tentu Pangeran. Hamba berjanji, jika melanggar, hamba akan disambar petir, dan keris pusaka ini akan menikam ulu hati hamba."
"Baiklah, Jaya Kusuma. Aku percaya padamu. Kalian  berdua bisa mengikuti aliran sungai ini, ada kerajaan kakakku yang bernama Wasudewa. Dia yang akan menikahkan kalian."
"Sendiko dhawuh Pangeran".
"Pergilah sekarang, kamu bisa membawa si putih, dan ini surban untuk membalut lukamu."
Di bawah bulan purnama, kuda hitam dan putih berjalan beriiringan menyusuri sungai yang  menuju kerajaan Raja Wasudewa. Cahaya rembulan menerangi dua sejoli yang sedang berjuang mengikat janji suci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H