"Mana yang bernama Jaya Kusuma?" salah seorang rombongan berteriak.
"Akulah Jaya Kusuma, kalian mau apa?"
Penunggang kuda itu turun mendekat Jaya Kusuma.
"Kau tampan dan gagah, pantas Ndoro Putri jatuh cinta padamu. Tapi tahukah Jaya Kusuma? Kamu tak pantas mendampingi Ndoro Putri. Karena beliau harusnya menjadi permaisuri raja."
"Itu bukan urusanmu!" balas Jaya Kusuma sengit.
"Dengar Jaya Kusuma, kalau kamu mau pergi dari negeri ini, kamu akan mendapat imbalan ini, cukup untuk berfoya-foya seumur hidup, ha ... ha," ucap pemimpin rombongan sembari menunjukkan sekantong uang.
"Kalau aku tidak mau?"
"Bodoh! Terpaksa, kami menangkap dan memenjarakan kamu."
"Coba, kalau kamu bisa menangkapku," tantang Jaya Kusuma.
"Dasar kurang ajar! Ayo tangkap dia!"
Terjadilah pertempuran  tidak seimbang, enam orang  melawan puluhan orang bersenjata. Tujuh orang berhasil mengepung Jaya Kusuma, semula  Jaya kusuma dengan tangkas mengimbangi serangan-serangan orang tak dikenal itu, tetapi lama-kelamaan pertahanannya melemah. Sebilah keris berhasil melukai lengannya.