Aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya menangis dan mendekap suami yang  tidak sadar. Dalam kepanikan, aku melihat dua  anak punk dengan gaya khasnya, mengenakan baju hitam, celana jeans sobek, rambut mohawk, kalung rantai, wajah menyeramkan mendekat.
      "Bawa hape?" tanya salah satu anak punk menatapku tajam.
      Aku semakin panik dan ketakutan, aku hanya menangis sambil beristigfar mohon pertolongan kepada Allah.
      "Kalau ibu bawa hape, bisa menghubungi orang terdekat," kata temannya lebih halus, menyadarkan aku. Aku segera mengambil gawai dan menghubungi tetangga dan anakku yang di semarang.
      "Bapak dibawa ke rumah sakit ya Bu?" tanya salah satu anak punk itu.
      "Iya ... Mas. Tolong ya?" aku memohon.
      "Baik Bu, kami akan mencari kendaraan," katanya sambil berdiri.
      Mereka berusaha melambaikan tangan, sebagai tanda agar mobil berhenti. Namun sampai kira-kira sepuluh menit tak ada satupun mobil yang berhenti. Hatiku semakin gusar, apalagi suami belum sadar.
      Akhirnya sebuah mobil pick up berhenti.
      "Ada apa?" tanya sopir mobil.
      "Ada kecelakaan, bisa membawa korban ke rumah sakit?" tanya anak punk