"Uti, kakak di sini saja enggak mau pulang," rengek cucuku ketika menerima telepon ibunya agar pulang sore ini.
      "Besok pagi kan ayahmu pulang, ayah akan kecewa kalau kakak tidak di rumah," bujukku seraya mengelus rambut cucu pertamaku yang sudah dua hari ini menginap di rumah.
      "Baik Uti, tapi besok kakak menginap di sini lagi ya?" katanya akhirnya.
      "Boleh, nanti akung sama uti mengantar kakak bakda magrib. Sekarang uti beresin dulu mainanmu, ayo  bantuin."
      Cucuku mendekat membantu membereskan mobil-mobilan dan lego yang berserakan.
      "Buku bacaannya dibawa saja, untuk dibaca Kakak, di rumah."
      "Biar di sini saja Uti, besok kakak pengin dicritain Uti lagi."
      Aku tersenyum sambil memandang  cucuku yang berumur enam tahun itu asyik memasukkan lego di kotak.
      Bakda magrib, suami mengeluarkan motor. Sesudah memakai helm, jaket  dan masker, kami naik motor mengantarkan cucu. Udara sangat dingin, kudekap cucuku yang duduk di tengah menyusuri jalan raya yang sangat ramai kendaraan. Suami menjalankan motor dengan kecepatan sedang, sepanjang jalan cucu berceloteh menanyakan tempat-tempat yang asing baginya. Dia sangat menikmati perjalanannya, udara dingin tidak  dirasakan.
      "Uti dan akung langsung pulang ya?" ucapku  seraya menurunkan cucu, sesudah sampai di depan rumahnya.