"Aku juga banyak belajar darimu Stephanus, sifat penolongmu dan perhatianmu kepada siapa  saja."
      Keduanya terdiam, larut dalam pikiran masing-masing. Ada rasa syukur dan bahagia mereka telah dipertemukan, tapi ada rasa sedih karena  tidak bisa bersatu.
      "Tanti, ayo pulang, gerimis datang!" teriak Stephanus.
      "Sebentar lagi kak," jawab Tanti yang masih  menikmati beningnya air dan segarnya udara.
Sementara titik-titik air menerpa wajah Stepanus dan Fatimah, mengiringi airmata mereka yang menetes.
***
      Tigapuluh delapan tahun kemudian Fatimah dan Stephanus dipertemukan pada acara International Conference di Yogya. Fatimah mewakili kampusnya Universitas Islam, sedangkan Prof. Stephanus Wisnu Anoraga dari Universitas Katholik sebagai key note speaker.
      Pada saat istirahat mereka sempat berpapasan.
      "Selamat pagi Prof Stephanus? Masih ingatkah  saya? Fatimah teman KKN," ucap Fatimah.
      "Fatimah? Tentu masih ingat, senyummu tidak berubah," kata Stephanus menelangkupkan kedua telapak tangannya, tanda hormat.Dia tahu dari penampilan Fatimah yang berkerudung besar  tentu tidak boleh bersalaman dengan yang bukan muhrim.
      "Apa kabar, berapa anakmu ?" tanya Stephanus dengan ramah.