Mohon tunggu...
widyastuti jati
widyastuti jati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Salatiga

mengagumi keindahan alam dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gerimis di Bulan Januari

26 Januari 2023   16:37 Diperbarui: 26 Januari 2023   16:53 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Semula kelima mahasiswa itu begitu ceria, menikmati segarnya udara pagi, rimbunnya pepohonan serta suara-suara binatang yang bersaut-sautan. Namun semakin tinggi mereka berjalan, keceriaan mereka berkurang. Vidia, si centil yang cantik menyerah.

            "Capek sekali ... aku disini saja ya?"

            "Wah sayang dong, tinggal dikit lagi,  kita istirahat dulu sebelum melanjutkan perjalanan," kata sang ketua.

 Keempat anak buahnya pun menurut, mereka beristirahat sambil menikmati bekal.

            "Fatimah, kamu capek? Jangan dipaksakan," ucap Stephanus sembari mendekati Fatimah.

            "Dikit, tapi aku senang, pengin banget lihat sepasang air terjun," jawab Fatimah seraya minum air putih.

            "Cie..cie...pasangan serasi kita. Tapi awas lho kalau kalian ke sana cinta kalian nggak bakalan menyatu, kata bapak tua lho!" ledek  Vidia.

Stephanus dan Fatimah hanya tertawa. Cinta? Apakah mereka jatuh cinta? Pikir Stephanus dan Fatimah. Setelah beristirahat sejenak, mereka melanjutkan perjalanan.

            Lelah mereka hilang ketika sampai di puncak bukit. Sepasang air terjun menyambut  kedatangan mereka dengan suara gemuruhnya yang sudah terdengar dari jauh. Airnya yang bening dan  berkilau seolah mengajak  untuk mendekat dan berendam di sana. Kicauan burung yang merdu pun terdengar, tanaman dan bunga-bunga liar tumbuh dengan subur, menambah eksotiknya tempat ini.

            "Kita harus lapor, Pak Kepala Desa, Pak Camat dan Pak Bupati, bahwa  tempat ini sangat bagus untuk tempat wisata" kata Stephanus.

            "Ya setuju sekali, ow ya Fatimah kameranya dikeluarkan!" perintah Setiyono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun