"Siap Ketua!" ucap Fatimah sembari mengambil kamera Nikon F.60nya.
***
      Tak terasa tiga bulan telah berlalu, KKN telah usai, tangis dari para remaja, anak-nak dan ibu-ibu di desa pun pecah ketika kelima mahasiswa itu berpamitan. Ada kesan yang mendalam di hati penduduk desa terhadap para mahasiswa yang penuh semangat, ikhlas dan tanpa pamrih mengajari mereka dengan ilmu dan ketrampilan yang sangat bermanfaat. Demikian pula Stephanus dan Fatimah, berat hati mereka untuk berpisah, rasa sayang itu semakin lama semakin bersemi di hati keduanya.
      "Fatimah, bolehkah aku main di indekosmu?" tanya Stephanus.
      "Tentu boleh, aku tunggu," jawab Fatimah spontan, dia sendiri kaget dengan jawabannya.
      Hubungan Stephanus dan Fatimahpun berlanjut. Stephanus beberapa kali bertandang di tempat kos Fatimah.
      "Fatimah, maukah kamu menemani aku menghadiri pertunangan sepupuku besok malam Minggu?" ajak Stephanus suatu hari.
      "Aku tidak berani,Stephanus. Nanti kita dikira pacaran."
      "Kalau pacaran emangnya kenapa?'
      "Aku melanggar janji pada bapakku, bapak pesan aku tidak boleh pacaran atau pergi berdua dengan laki-laki untuk bersenang-senang misal nonton atau menghadiri pesta."
      "Ow begitu ya," kata Stephanus maklum.