Vinase Sebagai Limbah Cair Industri Bioetanol
Produksi bioetanol menghasilkan juga cairan limbah yang dinamakan vinase. Limbah cair berwarna coklat tua pekat ini berasal dari sisa cairan destilasi akhir.
Vinase yang baru keluar dari unit destilasi memiliki suhu sekitar 900 derajat Celcius dengan kadar polutan organik yang sangat tinggi.
Jumlah vinase yang dihasilkan dari sistem akhir destilasi pabrik bioetanol mencapai sekitar 10-15 kali lipat dari kapasitas produksi bioetanol yang dihasilkan.
Hal ini berarti jika sebuah pabrik bioetanol dengan kapasitas produksi 25-30 ribu liter per hari maka cairan vinase yang dihasilkan sebesar 250-450 ribu liter per hari.
Cairan vinase memiliki kandungan kadar BOD antara 3000-5000 mg per liter dan kadar COD sebesar 60000-120000 mg per liter.
Dengan kadar pencemar yang tinggi tersebut, vinase harus ditangani dengan benar agar tidak mengganggu keseimbangan lingkungan terutama di dalam kehidupan biota air.
Ada fakta yang bisa membuka peluang untuk memanfaatkan vinase sebagai pupuk. Fakta tersebut adalah vinase banyak mengandung unsur Kalium.
Selain didominasi kadar Kalium, vinase juga mengandung unsur hara lain seperti Magnesium, Calcium, Phosphor dan Nitrogen.
Kandungan Kalim dalam vinase berbeda-beda sesuai dengan karakter vinase yang dihasilkan dari pabrik bioetanol. Beberapa negara seperti Venezuela melaporkan kandungan vinasenya mencapai kadar 7,5 kg per meter kubik.
Vinase asal Australia, Brazil dan India memiliki kandungan Kalium sebesar 4,8-12 kg per meter kubik.