Menurut penelitian tersebut Zymomonas mobilis memiliki kecepatan pertumbuhan spesifik yang relatif tinggi dalam memproduksi bioetanol.
Bakteri ini dapat tumbuh dalam lingkungan anaerob sehingga tidak diperlukan oksigen untuk pertumbuhan populasinya.
Keberhasilan fermentasi dipengaruhi oleh jenis strain karena perilaku genetik berperan besar terhadap kemampuan suatu mikroba dalam pertumbuhannya dan melakukan sintesa suatu produk.Â
Selain itu, faktor lingkungan seperti temperatur, pH dan nutrisi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan mikrobial dalam proses fermentasi bioetanol.Â
Mikroba yang umum digunakan untuk produksi bioetanol secara komersil adalah dari jenis khamir Saccharomyces cerevisiae dan S.carlsbergensis.
Species-species tersebut menurut klarifikasinya termasuk ke dalam kelas Ascomycetes, ordo Endomycetes, famili Saccharomycetaceae dan genus Saccharomyces.
Produksi bioetanol sudah dilakukan oleh perusahaan perkebunan tebu dan swasta. Setidaknya ada dua pabrik bioetanol yang beroperasi dengan kapasitas besar.Â
Teknologi Dehidrasi BioetanolÂ
Etanol komersial yang beredar dipasaran adalah bentuk alkohol sebagai spiritus yang memiliki kadar 95-96 %, sisanya adalah air sekitar 4-5%.
Untuk memisahkan air dari etanol ini tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan destilasi bertingkat. Hal ini disebabkan molekul etanol dan molekul air pada komposisi tersebut terbentuk titik didih yang konstan (constant boiling mixture) yang dikenal dengan istilah titik azeotrop.
Oleh karena itu diperlukan proses khusus untuk memisahkan air ini sehingga diperoleh etanol anhidrous.Teknologi ini digunakan dengan proses dehidrasi yaitu untuk memperoleh bioetanol berkadar sangat tinggi dan bebas air (anhidrous).