“ Tenang saja dik… besok mas akan pinjam uang ke kantor …. Tapi pagi ini mas pulang dulu, ya.. mau mengubur ari-ari anak kita dan mencuci pakaian yang kotor terkena darah… “ Harno mencium kening istrinya dan anaknya lalu meninggalkan rumah sakit menuju rumahnya.
Sebelum meninggalkan rumah sakit Harno mampir ke bagian administrasi menanyakan kemungkinan biaya yang harus ia bayar untuk persalinan istrinya. Beberapa saat kemudian petugas memberitahukan bahwa biayanya kemungkinan sekitar tujuh ratus ribu rupiah.
Sambil menenteng tas berisi baju kotor dan bungkusan ari-ari, Harno berjalan menyusuri trotoar. Ia sengaja berjalan kaki karna jarak dari rumah sakit ke rumahnya hanya sekitar 1 km… Dalam perjalanan ia terus berfikir bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu. Dari kantornya ia paling hanya bisa meminjam tiga ratus ribu rupiah.. itupun baru besok Senin bisa ia ambil uangnya karna hari ini Sabtu ..lalu kalaupun ditambah gajinya yang tinggal empat ratus ribu, karna memang sudah terpotong pinjaman sebelumnya, masih kurang dan bagaimana untuk makan kesehariannya? aku harus mencari kemana… di dompet hanya ada uang sebesar lima puluh ribu rupiah.. mengingat ini tanggal tua… itu saja sebagian ia terima dari istrinya sisa uang belanja.
“ Mas… mau beli kupon lotere ? saya beli tadi pagi di dekat terminal.. nomornya bagus lho mas… “
“ Lotere apa, mbah…” Harno memang mengetahui ada kupon undian yang di jual secara resmi, namun ia belum pernah sekalipun membelinya. Ia kurang menyukai hal -hal yang berbau judi.
“ Begini, mas… saya mau pulang ke kampung .. tapi dompet saya di copet…ludes semua uang saya… dari siang saya belum makan mas… tapi ndak punya uang untuk beli makan… tolong mas, dibeli kupon lotere saya… untuk beli makan… dan bayar karcis bis ke kampung…”
“ … Ya sudah… ini saya beri saja sepuluh ribu…” Harno mengulurkan tangannya menyerahkan satu lembar sepuluh ribuan dari dompet.
“ Lho… harga kupon ini dua puluh ribu, mas…”
“ Saya ndak mau beli kuponnya, mbah… ini saya beri saja…untuk beli makan cukup khan….”
“ Tolong, mas… ini nomor kupon bagus lho mas…. Kalo keluar, ambil uangnya di toko Bares, sebelah terminal…. Ya mas… mau ya…”