Dua minggu aku lupa dengan pembicaraan yang sudah kulakukan dengan Gilang. Tiba-tiba ponselku kembali berdering dan layarnya menampilkan nama pemanggilnya, Gilang. Langsung kuangkat "Halo, Assalamuallaikum," sapaku.
"Hai Tiara, apa kabar?" tanya Gilang menjawab sapaanku.
"Alhamdulillah baik. Kau sendiri? Bagaimana dengan masalahmu yang kau cerita lalu? Sudah ketemu dengan psikolog?" jawabku dengan pertanyaan juga.
"Terima kasih ya Tiara, kau sudah mau mendengarkan ceritaku. Aku gak jadi konsultasi ke psikolog. Sama seperti kau, aku juga lebih memilih berkonsultasi dan curhat kepada Allah. Alhamdulillah keadaanku sudah lebih baik dari sebelumnya. Aku juga sudah bisa lebih enjoy menghadapi hari dan pekerjaanku," beber Gilang.
"Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu," kataku singkat, tak terasa air mata menitik dan mengalir perlahan di pipiku.
Perasaanku langsung lega dan senang mendengar kalimat yang diucapkan Gilang di ujung telepon. Akhirnya Gilang bisa menentukan pilihan yang tepat, yaitu curhat kepada Allah SWT. Seperti kataku sebelumnya, DIA adalah teman curhat sebaik-baiknya teman curhatmu! Â Â Â Â Â
Makassar, 30 Mei 2017
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI