Selain itu, pemerintah juga berusaha menciptakan ekosistem industri yang kondusif, dengan memberikan insentif bagi investasi asing, memperbaiki regulasi, serta mendorong pengembangan kawasan industri yang terintegrasi.Â
Tantangan Implementasi Hilirisasi Meskipun potensi hilirisasi sangat besar, implementasinya di lapangan tidak luput dari tantangan, di antaranya:Â
* Biaya Investasi yang Tinggi: Untuk membangun pabrik pengolahan dan fasilitas manufaktur, diperlukan investasi yang sangat besar, terutama dalam teknologi, infrastruktur, dan energi.Â
Banyak perusahaan yang enggan berinvestasi tanpa adanya jaminan pasar yang stabil dan regulasi yang jelas.Â
* Regulasi yang Kompleks dan Birokrasi: Proses perizinan dan regulasi yang berbelit-belit di Indonesia seringkali menjadi penghambat bagi para investor.
Diperlukan reformasi birokrasi yang signifikan untuk mendorong investasi di sektor hilirisasi.Â
* Kapasitas Sumber Daya Manusia: Indonesia perlu meningkatkan kapasitas tenaga kerja untuk mendukung sektor hilirisasi, terutama dalam bidang teknologi tinggi.
Kurikulum pendidikan dan pelatihan keterampilan yang relevan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia siap bersaing di sektor industri yang lebih maju.
* Infrastruktur Energi yang Belum Memadai: Banyak industri hilirisasi, terutama di sektor pertambangan, memerlukan pasokan energi yang besar dan stabil.
Tantangan utama adalah kurangnya 11 infrastruktur energi yang memadai di beberapa wilayah penghasil sumber daya alam.Â
* Isu Lingkungan dan Sosial: Hilirisasi juga harus dilakukan dengan memperhatikan dampak lingkungan dan sosial, terutama di wilayah-wilayah yang kaya akan sumber daya alam.