Ya mau dong, tp crnya gmn, aq g th km. Lama Olive menunggu jawaban Dad.Pasti sibuk cari alasan, batinnya menggerutu. Sampai sore, Dad tak membalas smsnya,
Olive mulai jengkel. Dijalankannya timer di hp pada jam tertentu. Kalau sampai timer berbunyi Dad tak menghubunginya, jangan harap ia mau membalas smsnya lagi. Olive memejamkan matanya. Mengheningkan cipta sejenak mencari inspirasi apa yang akan dilakukannya seandainya benar si Dad ini Edward?!
Bunyi kring mengagetkan Olive. Astaga! Ia ketiduran. Dicarinya hpnya, wah terjatuh di kolong. Hah,..bukan dering hp, lantas apa, suaranya kok keras amat. Tak lama didengarnya pintu diketuk. Olive berdiri dengan enggan. Bi Supi mengangguk-angguk seperti ranting pepohonan, di balik pintu.
“Ada apa sih bii...?” tanyanya kesal. Orang lagi tidur juga.
“Ada temannya diluar,Non.”
“Siapa?”
“Nggak tahu Non, Edad ato apa gitu.”
Olive terkikik geli. Edan kali!
“Suruh tunggu deh, bi.” Olive menutup pintu. Digantinya baju tidurnya dengan kaos berlengan pendek dan celana bermuda. Ia mematut dirinya sebentar di cermin. Walau ia tak tahu siapa yang datang, ia kan harus tetap terlihat rapi. Lalu ia keluar. Di pintu ia terbengong sesaat.
Edward! Nih si kutu buku ngapain kesini?
Ditatap sedemikian rupa oleh Olive, Edward salah tingkah.