"Tumben, mak! Masak apa?” Tanyaku.
"Koh Jangkung pesan 150 kue cucur buat nanti malam ada kumpul-kumpul keluarga besarnya!" Jawab emak.
Tanpa diperintah, aku dan kak In membantu emak membuat kue cucur.
"Digo, kalau kue cucurnya sudah siap semua, tolong kamu antar ke tempat koh Jangkung yaa"
"Iya mak!" Jawabku cepat.
Tepat jam lima sore kue cucur yang diatur rapi oleh emak dalam baskom besar, sudah siap untuk dikirim ke tempat koh Jangkung.
Akupun dengan senang hati mengantarkannya ke tempat Koh Jangkung. Apapun yang bisa membuat aku ke luar rumah tanpa di kawal kak In merupakan suatu berkah bagiku
Dari kejauhan kulihat ada keributan di depan pintu gerbang rumah koh jangkung. Ada beberapa orang laki-laki berusaha memegangi seorang ibu yang meronta-ronta.
Sempat kulihat wajah ibu itu sekilas. Aku seperti mengenalnya. Ku coba mengingat-ingat. Tiba-tiba aku teringat Lily. Seperti ada kemiripan antara Lily dengan ibu itu.
Kupikir mungkin cuma kebetulan. Beberapa saat kemudian mereka berhasil memasukan ibu itu ke dalam mobil lalu membawanya pergi.
"Ada apa dengan ibu itu, pak?" Tanyaku kepada pak satpam seraya meletakkan baskom penuh kue cucur di atas bangku panjang di depan pintu gerbang rumah koh Jangkung.