"Okee mas, aku ke Gramedia dulu ya." Balasku singkat.
Tak terasa sudah aku mengelilingi sekitaran BEC, mulai dari makan di Bakmi GM, Gramedia, Ciwalk, dan Lotte Mart. Aku membeli beberapa barang yang aku suka, juga aku butuhkan. Saat aku berjalan menuju BEC, ada seorang laki-laki yang mengikuti langkahku. Aku merasa takut, kupercepat langkah kakiku menuju BEC.Â
Tak lama kemudian, saat ia hampir saja merebut tas ranselku, ada seorang laki-laki bertubuh besar, mungkin usianya sebaya denganku. Orang yang hampir merebut tasku mengeluarkan sebuah senjata tajam, aku merasa sangat ketakutan. Tapi, laki-laki bertubuh besar ini melindungiku. Terjadi perkelahian antara jambret dan orang yang melindingiku ini. Si jambret akhirnya pergi, tetapi tangan laki-laki ini terluka akibat melawan senjata tajam yang dibawa jambret tadi. Â Â
"Aarghh, sakit sekali," ucap laki-laki itu. Â Â
"Maaf telah merepotkanmu, tanganmu terluka cukup parah. Bagaimana kalau ku antar ke rumah sakit terdekat?" ucapku padanya. Padahal dalam hatiku bergejolak sangat panik. Rasanya seperti menghadapi Hitler kembali lahir didunia ini. Â Â
"Tidak apa-apa, lain kali kalau berpergian ajak temanmu. Jangan sendirian." Â Â
"Iya. Aku terlatih kemana-mana sendiri, tetapi baru kali ini aku diikuti oleh seseorang." Â Â
"Baiklah. Siapa namamu? Sepertinya kamu panik sekali. Aku tidak apa-apa kok, jangan terlalu risau." Â Â
"Tidak bisa, kamu telah melindungiku. Masa aku diam saja? Oh ya, salam kenal, namaku Varsha. Kalau kamu mau, kamu bisa panggil aku Aca." Â Â
"Aku Haga, 18 tahun. Kelas 12 di SMA Holic." Â Â
"O-oh, SMA Holic." Sembari batinku bergumam: "SMA Holic kan SMA-nya orang menengah ke atas." Â Â