Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dongeng Kisah Teladan

5 November 2022   09:47 Diperbarui: 5 November 2022   09:50 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al Fakhir Mendongeng di SMPN 77 (Foto: Dokpri)

Jumat pagi yang cerah. Al Fakhir tiba di SMPN 77, Jakarta Pusat. Membawa gitar dan 4 buah wayang Al Fakir memasuki ruangan. Pak Otong Buchori, Bu Yeyet dan beberapa orang guru datang menghampiri. Perwakilan WOTK ikut berbaris rapi. Sebagiannya mengabadikan momen ini melalui handphone.  Ratusan peserta sudah berkumpul di aula sekolah yang bersih dan luas.

Sorak-sorai peserta didik menyambut Al Fakhir. Rupaya gitar dan wayang yang menjadi perhatian mereka. Setelah bertegur sapa sejenak, Al Fakhir mengajak mereka menyanyi. Kali ini lagu Indung-Indung dari Kalimantan Timur mengawali.

Indung-indung kepala indung/ hujan di udik di sini mendung/ anak siapa pakai kerudung/ mata melirik kaki tersandung/ anak siapa pakai kerudung/ mata melirik kaki tersandung//.

Peserta didik semakin tersepona, eh terpesona. Mereka gembira dan termotivasi. Al Fakir meraih wayang. Sontak Sebagian berdiri mengamati.

"Adik-adik suka dengerin dongeng nggak?"

"Suka," Serentak mereka menjawab.

"Sekarang mau dengerin dongeng nggak?"

"Mauuu," Jawab mereka.

"Tapi ada syaratnya, saat kakak mendongeng didengarkan ya. Setuju?"

"Setuju."

Bersumber dari Buku Kisah-Kisah Teladan karangan K.H. Abdurrahman Arroisi (semoga Allah merahmatinya). Bahwa kelak setelah hari kiamat dan hari berbangkit terdapat empat golongan manusia yang dijamin Allah masuk surga. Yang pertama adalah orang yang mati syahid. Yang kedua haji yang mabrur. Ketiga dermawan yang ikhlas, dan keempat guru-guru yang berilmu.

Keempat orang itu sudah berada di depan pintu surga. Begitu gembiranya mereka ingin memasuki surga, hingga berebut. Mereka ingin dulu-duluan memasuki surga. Mereka bertengkar. Malaikat Ridwan yang menjaga surga bermaksud melerai pertengkaran mereka, tetapi gagal. Kemudian Allah mengutus Malaikat Jibril. Maka dipanggillah keempat orang tersebut satu persatu.

"Kamu orang yang pertama."

"Saya wahai Malaikat Jibril."

"Betulkah kamu ingin memasuki surga lebih dulu?"

"Iya betul wahai Malaikat Jibril."

"Dari mana kamu tahu orang yang mati syahid dijamin Allah masuk surga?"

"Dari guru saya yang berilmu wahai Malaikat Jibril."

"Dari gurumu yang berilmu katamu."

"Iya wahai Malaikat Jibril yang agung."

"Kalau begitu jaga aklakmu, persilakan gurumu masuk surga lebih dulu."

"Wahai Malaikat Jibril maafkan saya, saya khilaf."

Kemudian Malaikat Jibril memanggil orang yang kedua.

"Kamu haji yang mabrur."

"Iya, saya wahai Malaikat Jibril."

"Betulkah kamu juga ingin masuk surga lebih dulu?"

"Iya wahai Malaikat Jibril."

"Dari mana kamu tahu bahwa haji yang mabrur dijamin Allah masuk surga?"

"Dari guru saya yang berilmu wahai Malaikat Jibril."

"Dari gurumu yang berilmu katamu."

"Iya wahai Malaikat Jibril."

"Kalau begitu jaga adabmu, persilakan gurumu masuk surga lebih dulu."

"Wahai Malikat Jibril maafkan saya, saya lupa."

"Bagaimana dongengnya adik-adik?"

"Seruuu..."

"Dilanjut nggak?"

"Lanjut, lanjut Kak."

"Oke-oke, siap 86."

Kemudian Malaikat Jibril memanggil  orang yang ketiga.

"Wahai dermawan yang ikhlas, betulkah kamu ingin masuk surga lebih dulu?"

"Iya wahai Malaikat Jibril."

"Dari mana kamu tahu dermawan yang ikhlas dijamin Allah masuk surga?"

"Dari guru saya yang berilmu wahai Malaikat Jibril."

"Dari gurumu yang berilmu katamu."

"Iya wahai Malaikat Jibril."

"Kalau begitu jaga kesopananmu, persilakan gurumu masuk surga lebih dulu."

"Wahai Malaikat Jibril maafka saya, saya terburu-buru ingin melihat indahnya surga sampai tidak sopan terhadap guru saya."

"Maka, dipanggillah orang yang keempat."

"Kamu guru yang berilmu, silakan masuk surga lebih dulu!"

"Wahai Malaikat Jibril bolehkah saya mengajukan usul?"

"Apa usulmu?"

"Betul saya ini adalah guru tetapi saya bisa menjadi guru itu karena perjuangan dari orang yang mati syahid tadi. Saya bisa menjadi guru berilmu karena doa dari haji yang mabrur. Saya bisa menjadi guru dan memberikan pengajaran, tausiyah ke berbagai tempat karena terkadang dibiayai oleh orang yang dermawan tadi. Maka usul saya adalah persilakan ketiga orang teman saya tadi masuk surga lebih dulu. Saya belakangan saja, yang penting surga juga."

Allahu Akbar. Demikian mulianya guru-guru kita. Selamat merayakan Hari Guru Nasional Tahun 2022 semoga surga dengan segala kenikmatannya menjadi tempat kembali yang abadi.

Dongeng kisah teladan berakhir. Suasana tampak hening. Kemungkinan sebagian dari mereka berpikir bahwa sungguh mulia jasa guru-guru yang telah mengajar, membimbing, melatih, dan mendidik mereka. Tidak mau berlarut-larut dalam keheningan. Al Fakhir segera meraih gitar dan mengalunlah lagu penutup pemberian motivasi di SMPN 77, berjudul Turi-Turi Putih.

Turi-turi putih/ turi-turi putih/ ditandur neng kebon agung/ turi-turi putih/ turi-turi putih/

ditandur neng kebon agung/ cemleret tibo nyemplung/ mbok iro kembange opo/ mbok iro mbok iro/ mbok iro kembange opo?

Nah sahabat Kompasianer, dongeng kisah teladan di atas juga pernah Al Fakhir sampaikan dihadapan ratusan guru dari berbagai kota di Gedung A, Lantai -3, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Sekarang dapat dilihat pada chanel YouTube Cara Belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun