"Iya wahai Malaikat Jibril."
"Kalau begitu jaga kesopananmu, persilakan gurumu masuk surga lebih dulu."
"Wahai Malaikat Jibril maafka saya, saya terburu-buru ingin melihat indahnya surga sampai tidak sopan terhadap guru saya."
"Maka, dipanggillah orang yang keempat."
"Kamu guru yang berilmu, silakan masuk surga lebih dulu!"
"Wahai Malaikat Jibril bolehkah saya mengajukan usul?"
"Apa usulmu?"
"Betul saya ini adalah guru tetapi saya bisa menjadi guru itu karena perjuangan dari orang yang mati syahid tadi. Saya bisa menjadi guru berilmu karena doa dari haji yang mabrur. Saya bisa menjadi guru dan memberikan pengajaran, tausiyah ke berbagai tempat karena terkadang dibiayai oleh orang yang dermawan tadi. Maka usul saya adalah persilakan ketiga orang teman saya tadi masuk surga lebih dulu. Saya belakangan saja, yang penting surga juga."
Allahu Akbar. Demikian mulianya guru-guru kita. Selamat merayakan Hari Guru Nasional Tahun 2022 semoga surga dengan segala kenikmatannya menjadi tempat kembali yang abadi.
Dongeng kisah teladan berakhir. Suasana tampak hening. Kemungkinan sebagian dari mereka berpikir bahwa sungguh mulia jasa guru-guru yang telah mengajar, membimbing, melatih, dan mendidik mereka. Tidak mau berlarut-larut dalam keheningan. Al Fakhir segera meraih gitar dan mengalunlah lagu penutup pemberian motivasi di SMPN 77, berjudul Turi-Turi Putih.
Turi-turi putih/ turi-turi putih/ ditandur neng kebon agung/ turi-turi putih/ turi-turi putih/