Mohon tunggu...
wi jaya
wi jaya Mohon Tunggu... -

call me jay

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih yang Menyempurnakan Aku

10 Mei 2014   16:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai.. Namaku harry.. Usiaku 17 tahun.. Aku terlahir dari keluarga kecil yang sederhana.. Aku bisa dibilang anak hasil "kecelakaan" kedua orang tuaku.. Mereka sering bilang, kalau mereka sudah terlalu tua untuk memiliki anak lagi..

Dan aku memiliki seorang kakak laki-laki.. Namanya Riki..

Kakakku selisih 13 tahun dari aku.. Cukup jauh kan?

Saat aku terlahir.. Yang paling bahagia adalah kakakku riki.. Tapi dia tidak pernah berani untuk menggendong aku.. Mungkin karena aku masih rentan sebagai seorang bayi yang baru lahir..

Papaku bekerja sebagai seorang koki.. Ibuku penjahit.. Papa penyabar, mama pemarah.. Papa sedikit pemalas, mama pekerja keras.. Papaku orang yang lebih santai, mama.. Yah, dibalik saja..

Kakakku hobi sekali bermain sepak bola.. Dan dia sangat mahir dengan hal itu.. Posisinya di timnya sebagai playmaker.. Keren!!!

Aku sering diajaknya untuk melihatnya bermain.. Sangat menyenangkan melihatnya mengecoh orang-orang yang jauh lebih dewasa dan lebih besar ukuran badannya daripada kakak.. Apalagi saat dia mencetak goal.. Aku sangat senang.. Aku biasanya sering berteriak senang saat dia mencetak gol.. "Kakak hebaatttt...!!!" Teriakku bangga.. Tapi seperti biasa.. Kakak diam.. Kadang dia tersenyum padaku.. Mungkin karena ramai.. Dia tidak dengar sorakanku untuknya..

Tapi kakak belum pernah berani menggendong aku.. Walaupun aku sudah bukan bayi baru lahir lagi dan sudah lebih besar.. Dia hanya mendudukkan aku disebuah kursi.. Dan mendorong aku kemana-mana.. Kursi ini sangat ajaib.. Mungkin kakak sangat pintar, dia bisa menciptakan kursi yang bisa berjalan..

Waktu berlalu.. Umurku bertambah.. Sudah tiga buah kue besar dengan lilin diatasnya yang mereka bawakan padaku sambil bernyanyi..

Aku pernah kesal dan marah pada papa, mama, dan kakakku.. Aku selalu bicara pada mereka.. Tapi entah kenapa.. Mereka selalu cuek.. Mereka asyik sendiri dengan teman-teman mereka.. Karena itulah setiap mereka bicara.. Aku diam saja.. Tapi kadang lucu juga kalau mereka pasang wajah aneh mereka didepanku.. Aku tidak bisa menahan tawa..

Bisa kulihat kepuasan mereka, kebahagiaan mereka saat melihatku tertawa..

Hari itu.. Seperti biasa.. Mama marah-marah.. Bokongku dipukulnya.. Aku cuma melihat sesuatu.. Aku yang menciptakannya.. Jadi aku cicipi.. Aku ingin berdiri tapi sepertinya badanku ini malas sekali.. Aku memang malas untuk bergerak.. Jadi aku berguling saja untuk meraihnya.. Lalu aku cicipi.. Mama lihat.. Entah kenapa, dia sangat marah.. Bokongku dipukul habis-habisan..

"Sakit mama...!!!" Aku menangis sekencang-kencangnya.. Tapi dia tidak peduli dan terus memukulku.. Aku digendongnya pergi.. Lalu dia siram aku dengan air..

"Ampun mama...!!! Dingin mama...!!!" Aku tahu mamaku sangat emosian.. Dan ketika dia marah.. Dia sangat sukar mengontrol emosinya..

Tapi apa harus seperti itu..??

Mamapun akhirnya mereda.. Sekilas aku melihat mama juga basah.. Dari pipinya menetes air.. Mungkin cipratan.. Kemudian aku seperti melihat mama menggumam.. Entah apa yang dikatakannya.. Aku tak mengerti..

Kakak hanya melihat saja.. Dia juga takut.. Wajar.. Ga ada yang berani sama mama..

Tapi aneh.. Sudah beberapa hari ini si papa tidak terlihat..

Sejak acara pesta itu.. Papa tidak terlihat lagi.. Atau mungkin papa menginap ditempat pesta itu? Ditempat dimana banyak orang yang bernyanyi..

Tapi menurutku.. Pesta itu sedikit aneh.. Banyak orang, mereka bernyanyi, tapi tidak bahagia.. Aku sempat melihat papaku tertidur disana.. Mungkin dia terlalu lelah.. Karena papa sebelum aku datang.. Mungkin dia yang memimpin pesta itu.. Dari segi penampilan.. Memang papa yang paling keren dan rapi disitu..

Tidak lama setelah papa hilang.. Sekarang mama yang tidak terlihat lagi batang hidungnya..

Aneh..

Aku sering bertanya pada kakak.. Tapi seperti biasa.. Kakak hanya diam.. Kadang malah suka tidak nyambung.. Aku bertanya apa, kakak bicara apa.. Bahasa mereka orang dewasa sangat sulit aku mengerti..

Kangen juga sama mama dan papa.. Mereka kemana? Koq mereka tidak pernah kunjungi aku? Apa mereka marah? Kalau mereka pulang, aku mau minta maaf.. Aku tidak akan cuekin mereka lagi.. Aku janji..

Kakak juga selalu menghilang setiap pagi dan baru muncul setelah malam tiba.. Aku sekarang punya dua ibu yang sangat baik.. Mereka selalu ramah.. Mereka tidak pernah marah.. Mereka juga sepertinya takut untuk menggendong aku lama-lama.. Mungkin karena aku masih kecil.. Walaupun tubuhku sudah tidak kecil lagi..

Dua ibu ini juga sangat baik pada kakak.. Mereka selalu menyiapkan makan malam untuk kakak.. Syukurlah rumah kami ramai kembali.. Oia, mereka berdua tinggal bersama kami dirumah kami..

Tapi bagaimanapun.. Papa dan mama.. Aku kangen..

Kakak setiap minggu selalu membawa aku ke gereja.. Aku sering melihat anak-anak seumuran aku berlarian kesana kemari.. Aku ingin bermain bersama mereka.. Tapi aku malas.. Aku malas untuk bergerak.. Aku memang tidak terlalu suka menggunakan tenaga berlebih.. Karena dulu.. Papa, mama, dan kakak selalu ada untuk aku.. Lagipula aku takut.. Kalau aku duduk sendiri.. Lantainya kadang tidak rata.. Aku suka jatuh dan terantuk.. Rasanya sakit.. Kapok..

Setiap selesai ibadah.. Mereka selalu menutup mata dan berbicara sendiri-sendiri dengan bisik-bisik.. Aku selalu dikelilingi mereka.. Kadang mereka seperti sedih..

Malam itu.. Pertama kalinya.. Kakak mengendong aku sangat jauh.. Dan tidak seperti biasanya.. Gendong sebentar, lalu aku didudukkannya ke kursi ajaib.. Kali ini.. Kakak menggendong aku dibelakang punggungnya.. Dia mengajakku berlari.. Jauh sekali.. Aku sangat senang..

Tapi aku tidak mengerti..

Aku lemas.. Aku hanya ingin tidur.. Bersender di punggung kakak..

Aku sempat merasakan, kakak terjatuh.. Mungkin karena dia terlalu semangat..

Ketika terbangun.. Aku berada disebuah kamar.. Dua ibu baruku juga disana.. Dan banyak orang-orang yang dari gereja juga datang..

Apa kami pindah rumah? Kenapa kamarku beda? Dan apa benda ini didalam tenggorokan dan hidungku? Apa juga benda yang menusuk lenganku ini?

Aku berontak dan marah.. Tapi kedua orang berbaju putih itu sangat kuat.. Mereka menahan aku.. Sampai akhirnya aku pasrah dan menyerah.. Kedua tanganku diikatnya pada tempat tidurku.. Kakak diam dan tidak menolongku.. Aku tidak mengerti.. Kenapa kakak diam saja? Mana papa dan mama? Mereka pasti akan menolongku.. Kakak jahat..

Itulah yang ada dalam benakku.. Apapun yang kusampaikan.. Pasti kakak cuek..

Aku benci tempat itu.. Setelah keluar.. Aku tidak mau kembali lagi..

Dua ibu baruku sangat senang saat aku kembali ke rumah.. Mereka menyambutku.. Mereka sebenarnya sudah sering aku lihat saat papa dan mama masih dirumah.. Saat mama memukul bokongku dan menyiram aku pun.. Dua ibu ini ada.. Menepuk-nepuk pundak mama..

Waktu berlalu.. Kakak sudah berhasil dalam kerjanya.. Kakak selalu memberikan apa yang dulu aku tidak punya..

Malam itu.. Kedua ibu baruku mengajak aku jalan-jalan.. Naik mobil kakakku.. Disopiri sopir kakak.. Kakak sangat hebat.. Dia bisa beli mobil.. Aku senang diajak jalan.. Tapi..

Kakak tidak ikut..??

Kenapa?

Aku bertanya.. Tidak ada yang menjawab.. Aku cuma ingat saat mata kakak mengeluarkan air..

Dia elus kepalaku dan cium aku.. Kakak terlihat sangat sedih..

Malam itu didalam perjalanan yang sangat jauh didalam mobil.. Aku tertidur..

Dalam tidurku aku bermimpi..

Kalau dipikir sekarang.. Lebih mirip flashback..

Dimulai saat kakak menggendongku untuk menontonnya bermain bola.. Aku untuk pertama kalinya memperhatikan..

Saat aku yakin banget kalau aku berteriak "kakak hebaatttt"..

Tapi di dalam mimpiku yang kudengar cuma kata-kata...

"Aaaaa...aaaaaa...tatatatatata...!!!!"

Apa ini sebabnya mereka tidak pernah membalas perkataanku sesuai dengan apa yang kukatakan? Apa karena mereka memang tidak bisa mengerti?

Mimpiku melompat disaat aku berada didalam pesta.. Kata-kata mereka yang tadinya tidak jelas.. Aku bisa mendengarnya dengan sangat jelas didalam mimpiku.. Bahkan mengerti setiap kata yang mereka ucapkan..

"Terima dia disisimu ya Bapa" kata seseorang berbaju hitam

"Papa jangan khawatir.. Riki yang akan jaga harry.. Papa yang tenang disana" kata kakak..

"Kenapa orang baik meninggalnya cepat" kata seorang tamu yang lainnya lagi..

Jadi..??

Papa selama ini menghilang karena.....

Belum selesai aku berpikir dalam mimpiku.. Aku melompat lagi kedalam diriku diwaktu yang lain.. Sewaktu mama marah besar..

Apa yang aku cicipi ternyata adalah kotoranku sendiri.. Aku merasa mual sekali.. Aku marah pada diriku saat itu.. Dan kata-kata mama yang dulu aku tidak bisa pahami.. Akhirnya aku pahami juga..

"Maafin mama"

Dan itu bukan percikan air, melainkan air mata.. Mama menangis..

Aku ingin sekali memeluk mama dan bilang aku tidak apa-apa.. Tapi kemudian aku terlempar ke masa yang lain.. Aku melihat diriku sendiri tertidur lemas.. Dengan cairan berwarna merah keluar dari mulutku.. Darah..

Kemudian kakakku masuk.. Terlihat jelas diwajahnya.. Dia panik.. Dia tidak berpikir apa-apa.. Dia langsung menggendong aku.. Dia berlari dari rumah menuju rumah sakit.. Yang menurutku sangat jauh sekali jaraknya.. Bahkan aku melihatnya terjatuh dan kesakitan juga sangat kelelahan.. Saat itu aku melihat bahwa ukuran tubuhku sudah setengah ukuran tubuh kakak.. Jadi cukup lumayan berat untuk digendong sejauh itu.. Entah kekuatan darimana kakak bisa menggendong aku sejauh itu.. Dan dari mulutnya aku mendengar dia berkata..

"Kamu harus sembuh.. Kakak ga akan biarin kamu knapa-napa.. Bertahan dik.. Jangan tinggalin kakak!!", kakak berkata sambil menangis dan terus berlari..

Lalu aku terlempar kembali.. Dan kali ini.. Jauh kebelakang.. Saat pertama kali aku marah dan mulai cuek pada papa, mama dan kakak.. Aku bisa mengerti apa yang mereka bicarakan dengan tetangga mereka..

"Kasian harry.. Mungkin mesti dibawa ke terapi yah bu", ujar seorang tetangga kepada mama..

"Ya bu, saya ada rencana.. Nanti mau dibicarakan ke papanya", jawab mama..

"Dede jangan takut.. Walau dede ga bisa jalan.. Kakak yang jadi kaki dede.. Walau dede ga bisa ngomong.. Kakak yang jadi mulut dede.."

Maksud kakak..??

Aku...

Belum selesai aku berpikir, aku merasakan seperti ada angin besar yang meniup aku.. Membuatku melayang dan mendarat disuatu tempat..gereja..dimana mereka semua mengelilingi aku.. Mereka.. Untuk pertama kalinya aku mengerti..

Mereka sedang berdoa..

Untuk aku..

Dan aku melihat diriku digendong ke kursi ajaibku.. Disitu aku melihat diriku.. Lemah.. Kakiku.. Leher dan kepalaku.. Tangan dan jemariku..

Aku..

Cacat..

Air mata ku mengalir deras.. Aku marah.. Aku kesal.. Sedih.. Aku tidak bisa menerima ini.. Aku tahu ini hanya mimpi.. Tapi aku juga tahu kalau mimpi ini adalah kebenaran.. Tentang aku, dan kondisiku..

------------------------------------------------------------------------------

Lalu kemudian samar-samar aku mendengar suara.. Membangunkan aku..

"Harry.. Dede.. Bangun de.. Udah sampai kapal.."

Aku masih setengah sadar.. Aku malah seperti tidak mau bangun.. Aku malas.. Aku cacat.. Untuk apa lagi?

Kemudian ibu itu berkata.. Seolah tahu isi hatiku.. Seolah diutus untuk menyampaikan sesuatu padaku..

"Mama kamu pergi keluar negeri saat kamu masih kecil dan kakak kamu baru saja lulus.. Dan semua demi kamu nak.. Kakak kamu mengijinkan mama kamu untuk pergi karena kakak kamu tahu tekanan yang diterima mama kamu dari saudara-saudara kamu yang terus menghina.. Tidak mau membantu.. Hanya bisa menghina.. Menghina kamu, papa kamu, mama kamu, kakak kamu.. Kakak kamu rela mengorbankan masa mudanya demi kamu.. Saat teman-temannya bermain di mall.. Kakak kamu bermain dengan air hujan, panas matahari dan debu jalanan agar kamu bisa selalu teduh, sejuk, bersih dan bahagia.. Dia rela tidak makan asal kamu bisa makan.."

"Jangan sedih karena kekurangan kamu.. Karena disana.. Ada yang menganggap kamu adalah segalanya buat mereka.. Yang rela memberikan segalanya demi kamu.. Yang cuma ingin melihat kamu tersenyum sebagai sumber kekuatan mereka untuk selalu berjuang.. Dengan apa adanya kamu, kamu memenuhi hidup mereka.. Termasuk hidup ibu dan mbak.. Bagi ibu dan mbak, bagi papa kamu, mama dan kakak kamu.. Kamu ga cacat.. Kamu punya segalanya.. Kamu sempurna.. Dan kami semua senang, dan beruntung punya dan bisa merawat kamu.. Tidak ada sedikitpun penyesalan dari kami semua.."

"Pesan terakhir papa kamu.. Jaga dan bahagiain harry"

"Pesan mama kamu sebelum pergi.. Jaga anak saya, bu.. Saya akan pulang secepatnya"

Air mataku menetes.. Ibu dan mbak pun seolah tidak percaya.. Bahwa aku mengerti mereka.. Mereka pun menangis dan memeluk aku..

"Kakak kamu berjanji akan segera menjemput kita kalau dia sudah bisa belikan rumah yang lebih luas untuk kamu" kata ibu sambil menangis saat memelukku..

Terimakasih

Untuk Papa, mama, kakak, ibu, mbak.. Dan semua yang selalu menyayangi aku..

Untuk kasih yang menyempurnakan aku..

Tuhan memberkati kalian..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun