Mohon tunggu...
wi jaya
wi jaya Mohon Tunggu... -

call me jay

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih yang Menyempurnakan Aku

10 Mei 2014   16:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari itu.. Seperti biasa.. Mama marah-marah.. Bokongku dipukulnya.. Aku cuma melihat sesuatu.. Aku yang menciptakannya.. Jadi aku cicipi.. Aku ingin berdiri tapi sepertinya badanku ini malas sekali.. Aku memang malas untuk bergerak.. Jadi aku berguling saja untuk meraihnya.. Lalu aku cicipi.. Mama lihat.. Entah kenapa, dia sangat marah.. Bokongku dipukul habis-habisan..

"Sakit mama...!!!" Aku menangis sekencang-kencangnya.. Tapi dia tidak peduli dan terus memukulku.. Aku digendongnya pergi.. Lalu dia siram aku dengan air..

"Ampun mama...!!! Dingin mama...!!!" Aku tahu mamaku sangat emosian.. Dan ketika dia marah.. Dia sangat sukar mengontrol emosinya..

Tapi apa harus seperti itu..??

Mamapun akhirnya mereda.. Sekilas aku melihat mama juga basah.. Dari pipinya menetes air.. Mungkin cipratan.. Kemudian aku seperti melihat mama menggumam.. Entah apa yang dikatakannya.. Aku tak mengerti..

Kakak hanya melihat saja.. Dia juga takut.. Wajar.. Ga ada yang berani sama mama..

Tapi aneh.. Sudah beberapa hari ini si papa tidak terlihat..

Sejak acara pesta itu.. Papa tidak terlihat lagi.. Atau mungkin papa menginap ditempat pesta itu? Ditempat dimana banyak orang yang bernyanyi..

Tapi menurutku.. Pesta itu sedikit aneh.. Banyak orang, mereka bernyanyi, tapi tidak bahagia.. Aku sempat melihat papaku tertidur disana.. Mungkin dia terlalu lelah.. Karena papa sebelum aku datang.. Mungkin dia yang memimpin pesta itu.. Dari segi penampilan.. Memang papa yang paling keren dan rapi disitu..

Tidak lama setelah papa hilang.. Sekarang mama yang tidak terlihat lagi batang hidungnya..

Aneh..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun