Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Food Combining

6 November 2024   11:11 Diperbarui: 7 November 2024   15:43 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi di Rumah Seruni. Burung pipit melintas di atas atap hinggap di salah satu ranting pohon nangka samping bangunan bercat putih itu. Suara para early birds itu memberitahu bahwa mereka telah menemukan sesuatu yang menarik. Di dalam rumah, May, seorang dari enam penghuni Rumah Seruni, menata sendok di dapur.

Dari arah ruang makan terdengar suara langkah cepat-cepat melintas.

"Nanti belikan daun mint, ya!" titah Nay sambil berjalan menuju kamar mandi.  Dia kembali lagi lalu menghampiri meja dapur dan menyambar pisau.

"... apel dan semangka?" sambungnya lagi setengah meminta persetujuan. May mengangguk.

Baca juga: Kode

"Ya," sahutnya pendek sambil mengikat tali celemek di pinggangnya. Pada hari Sabtu pagi ini kepala May mulai menunjukkan gejala "berisik". Percakapan di dalam kepalanya sedang berlangsung.

Food combining. Metode makan cara ini memang cukup menantang. Menantang kantong, lebih tepatnya. Lagipula berdisiplin itu perlu hardikan dan pelototan yang cukup garang. Mari memelototi diri sendiri. Apa ini termasuk doom spending? May mengedik bahu.

May tak terlalu heran lagi dengan tingkah kakak perempuan yang selisih dua tahun darinya itu. Sejak empat tahun lalu dia getol sekali mengulik data-data baru: ilmu jasad bernama food combining dari beragam sumber, ikut grup whatapps kanan-kiri, dan menemukan atmosfer yoga yang dia sukai; buku-buku Erikar Lebang!

ILUSTRASI | Yaroslav Shuraev/PEXELS
ILUSTRASI | Yaroslav Shuraev/PEXELS

May kembali menatap mangkuk semangka yang dipegangnya. Mengemut garpu sambil melihat kesibukan Nay merajang kol ungu, selada, tomat, dan wortel yang kemudian dia tata dalam kotak makan bersekat di samping kirinya. Dengan sigap ditukarnya mangkuk di tangan May dengan semangkuk lain buah-buahan dalam potongan dadu: apel, salak, dan buah naga.

"Hmm! Warna yang menarik, kaaan...?" ujarnya bersemangat sambil menyergap sepotong buah naga dengan garpu. Matanya beralih lagi ke proyek sehatnya.

"... sayuran apa yang warnanya kuning, ya?" gumam Nay mematut-matut kotak makan dengan jari-jarinya. May memandangnya sambil sesekali berkedip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun