Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perayaan

17 Juli 2024   22:14 Diperbarui: 17 Juli 2024   22:29 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perayaan

cerpen oleh: Wening Yuniasri

Kereta membawanya ke pedalaman pulau rindu berkabut ragu

Jendela bergeretak memacu detak yang terkesiap

Mimpi, seperti episode yang diulang-ulang

**

"Lila! Ayo cepat!"

"Iya, ini belum masuk."

Aku memberengut mendengar hardikan penuh gegas itu. Perjalanan ini bukan untuk liburan. Dan yang lebih menyakitkan lagi, untuk sebuah perayaan. Tidak ada hadiah. Aku hanya memerlukan sebuah perjalanan. Tolong, bawa aku ke sana tanpa perlu mendengar gerutuan dan sejenisnya.

Aku tidak terlalu menyukai perayaan. Bahkan hari jadiku. Apalagi hari jadi orang lain. Dan demi kesopanan, aku sangat ingin mengingkarinya. Aku tahu, tidak semua perayaan menyakitkan, aku hanya perlu keluar dari perasaan sakit ini, segera.

Tiga orang yang berbincang di depan tidak menunjukkan empati pada dua perempuan yang terlalu buru-buru untuk menyambar cokelat hangat atau jahe panas yang berkepul dalam imajinasi, dalam keadaan hujan semacam ini. Ini tidak seru. Membayangkan kenikmatan di antara semua waktu yang menipis ini, bukan hal yang menyenangkan. Udara sepertinya juga turut menipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun