Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perayaan

17 Juli 2024   22:14 Diperbarui: 17 Juli 2024   22:29 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun sudah lima kali ke Bali?

Kamu kesemutan, nggak?

Meskipun iya, aku takkan mengaku.

Yang itu apa sih, Nok? Orang jejeran?

Meskipun bukan, kau mungkin tak percaya.

*

Di seberang jalan tol pohon berjajar, rimbun. Aku menatapnya yang sedang memandang melalui kaca jendela mobil baru miliknya. Pandang mata tak-kuasa-menolak-takdir dia jerumuskan bersama rintik hujan sore itu. Kaki dinginnya masih dalam pangkuanku. Seorang saudara ipar menyetir untuk kami. Dalam perjalanan itu aku memeroleh sesuatu: dalam kesedihan yang setengah kalut, bahkan penglihatan pun bisa saling menipu.

Aku mungkin akan mengalami peristiwa seperti ini, menghadapi perayaan yang lain dalam haru yang sama, mengenang-ngenang yang pernah terlewati. Aku berharap segera bangun dari ketidaknyataan ini.

Bagaimana pun juga, aku menyayangimu.

Keabadian itu dekat. Gerbangnya bernama kematian. 

Dari kejauhan kudengar lengking peluit panjang. Kereta segera berangkat.***[wy]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun