• Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga langkah diatas
Â
2. Merancang Pengujian Substantif
Pengujian substantif saldo persediaan diterapkan atas ketiga jenis persediaan, yaitu : persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku mencakup juga persediaan bahan baku dan pembantu yang masih dalam perjalanan dari pemasok. Persediaan barang jadi meliputi persediaan barang jadi di gudang perusahaan, dan di pihak ketiga seperti agen penjualan dan distributor.
3. Menentukan risiko deteksi
Penentuan jenis produksi, luas pengujian, dan penentuan waktu pelaksanaan sangat tergantung pada besar kecilnya deteksi. Penetapan besarnya risiko deteksi ini dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko pengendalian berbagai transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan, serta tingkat risiko audit yang dapat diterima.
Karena kombinasi antara risiko bawaan dan risiko pengendalian dalam persediaan adalah tinggi untuk asersi keberadaan dan keterjadian dan penilaian atau alokasi, tingkat risiko deteksi yang diterima haruslah rendah. Keputusan ini akan mempengaruhi pertimbangan pengujian substantif yang akan dilakukan.
Ada beberapa prosedur pengujian substantif yang dapat diterapkan atas saldo persediaan. Kebanyakan prosedur tersebut berkaitan dengan asersi penilaian atau pengalokasian, dan keberadaan atau keterjadian. Sumber bukti utama saldo persediaan adalah observasi perhitungan fisik persediaan yang independen secara periodik.
4. Prosedur inisial
Dalam menelaah saldo awal persediaan, auditor hendaknya menentukan bahwa penyesuaian audit berkaitan dengan catatan periode tahun lalu. Data-data yang ada di dalam buku besar tahun ini hendaknya diteliti untuk menentukan adanya transaksi yang tidak biasa yang menuntut prosedur khusus. Inisial prosedur juga meliputi penentuan bahwa skedul persediaan sesuai dengan saldo yang ada di dalam buku besar.
5. Prosedur analitikal