Mohon tunggu...
wenny prihandina
wenny prihandina Mohon Tunggu... Administrasi - penerjemah

tertarik pada rasa kata dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bu Menteri, Kasihan Pasien Kalau Harus Daftar Manual ke Rumah Sakit

31 Maret 2018   13:50 Diperbarui: 1 April 2018   17:44 4023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah selesai urusan daftar ulang, kami akan tetap berada di sana sampai jadwal praktek dokter dimulai. Biasanya, dokter baru mulai praktek pukul 09.00 WIB, meskipun terkadang, dokter datang lambat karena ada tindakan operasi atau rapat penting. Kami bisa maklum.

Ada beberapa hal yang membuat pendaftaran online lebih unggul dari pendaftaran manual. Saya list di sini:

  • Kepastian Kuota Pemeriksaan

Mendaftar via online memberikan kepastian kuota pada pasien. Pasien jadi tahu, hari itu bisa periksa atau tidak. Kalau memang hari yang dituju penuh, ia bisa langsung mengganti jadwal. Jadwal periksa ini berkaitan erat dengan ketersediaan obat yang dimiliki pasien. Sebab apoteker hanya memberikan stok obat, paling banyak, 30 hari sampai hari pemeriksaan selanjutnya tiba.

  • Antrian Tidak Terlalu Panjang

Dengan adanya sistem online, pasien yang datang mendaftar ulang di rumah sakit itu hanya pasien yang benar-benar akan terlayani. Jadi, pasien yang tidak mungkin terlayani --karena tidak mendapatkan kuota, tidak akan datang. Otomatis, antrian pendaftaran tidak akan terlalu panjang.

  • Pasien Tidak Lelah

Pendaftaran manual hanya akan berbuah kekecewaan dan kelelahan pada pasien. Memang, mungkin akan ada kebanggaan bila hari itu ia berhasil mendapatkan kuota untuk pemeriksaan. Tapi ini seperti gambling, siapa cepat dia dapat. Pasien --bukan hanya keluarga pasien, harus datang pagi-pagi betul untuk bisa mendapatkan kuota. Padahal, praktek dokter mungkin akan dimulai dua atau tiga jam berikutnya.

sumber foto tribunnews.com
sumber foto tribunnews.com
Menunggu dalam waktu lama mungkin bukan jadi masalah bagi pasien yang masih berada dalam kondisi prima. Namun, bagaimana bila pasien sedang dalam kondisi tidak fit? Ketika di RSUP dr Kariadi, ayah saya selalu datang setengah jam sebelum jadwal buka praktek dokter. Sebelumnya, hanya saya saja yang datang untuk mendaftar. Ini memungkinkannya untuk istirahat lebih lama di rumah, ketimbang berada di rumah sakit.

Saya jadi ingat, kemarin, ketika kemudian tiba jadwal pemeriksaan ibu, kami datang lagi pukul 06.00 WIB. Sebelumnya, kami sudah minta tolong kerabat untuk mengambilkan nomor antrian. Ia datang pukul 05.30 WIB dan mendapat nomor urut 14. Itu nomor antrian untuk semua pasien. Khusus pasien poli jantung, ibu dapat nomor urut 8.

Kami datang, kerabat itu tak lama kemudian pulang. Kami menunggu di sana hingga loket pendaftaran buka dan si petugas loket memberi pengumuman untuk mengumpulkan berkas pendaftaran bagi para pasien poli jantung. Petugas mengatakan, kuota hari itu hanya 25 pasien. Kalau benar ibu dapat nomor 8, pastilah ibu dapat kuota hari itu.

Kami menunggu dan 30 menit kemudian, proses pendaftaran itu selesai. Benar, ibu mendapat nomor antrian 8 untuk masuk poli jantung.

Perut sudah keroncongan karena kami hanya mencecap semangkok bubur sumsum. Alhasil, kami duduk di kantin untuk kembali mengisi perut. Poli jantung baru buka pukul 09.00 WIB.

Menjelang pukul 09.00 WIB, kami masuk ke poli jantung. Sudah banyak orang yang menunggu di kursi tunggu. Dokternya belum datang, syukurlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun