Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ultras Thailand dan Malaysia dalam Sorotan

10 September 2015   12:00 Diperbarui: 10 September 2015   12:42 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 (Aksi tidak simpatik Ultras Malaya dilaga kontra Arab Saudi di PPD 2018/ sumber : Astro Awani)

 

“As an ultra I identify myself with a particular way of life. We are different from ordinary supporters because of our enthusiasm and excitement. This means, obviously, rejoicing and suffering much more acutely than everybody else “.   

 

Itulah salah satu kalimat yang diucapkan anggota Brigate Rossonere (fans AC Milan) tentang fenomena suporter yang menyebut dirinya sebagai Ultras (mungkin kalau di Inggris lebih sering dikenal dengan Hooligans). Secara singkat Ultras bukan saja sekedar fans tapi sekumpulan fan fanatik yang militan dan sungguh-sungguh serta memiliki kekuatan emosional dengan klub yang didukung.   

 

Bukan saja dilevel klub, untuk level Timnas pun ada pendukung yang menamakan dirinya ULTRAS _______ (tambahan nama negaranya). Dan bicara Ultras yang mendukung negaranya dikejuaraan internasional, dalam sepekan ini kita disuguhkan berita tentang aksi Ultras Thailand dan Malaysia yang sama-sama membuat berita terkait aksi mereka dalam mendukung Timnas disertai aksi pelemparan flare/ suar hingga bom molotov.  

 

Yang pertama difinal Piala AFF U-19 2015 di Laos yang mempertemukan Thailand kontra Vietnam, dalam laga final yang berkesudahan untuk kemenangan 6-0 Thailand atas Vietnam diwarnai dengan aksi tidak simpatik suporter Thailand yang menyebut dirinya Ultras Thailand. Mereka melakukan pelemparan flare ke dalam lapangan dan akibat aksinya itu, 25 suporter pun ditangkap pihak berwajib Laos yang kemudian dibebaskan lagi karena campur tangan diplomat Thailand di Laos.

 

(aksi Ultras Thailand di Final Piala AFF U19 2015 / sumber : aseanfootball.org)

 

Kericuhan terjadi saat Thailand mencetak gol kedua dimana 11 menit memasuki babak kedua sebagai kelompok penggemar menyalakan kembang api serta terlibat bentrok fisik dengan Kepolisian Laos. Beberapa suporter Ultras Thailand mendorong polisi Laos sebagaimana yang dilaporkan dalam situs Siam Sport. Akhirnya Seorang polisi menembakkan peluru ke udara untuk menghentikan aksi suporter Thailand.

 

"Kedutaan menyesal dan meminta maaf kepada para pejabat dan semua orang Laos atas apa yang terjadi," kata pernyataan dari Kedutaan Besar Thailand.

 

"Jika mereka bertindak tidak benar lagi, itu tidak akan berakhir dengan mudah seperti ini. Laos menunjukkan niat baik dalam melepaskan para penggemar dan kami meyakinkan mereka bahwa insiden seperti itu tidak akan terjadi lagi," kata Menteri Luar Negeri Don Pramudwinai mengatakan masalah itu diselesaikan berkat hubungan dekat dengan Laos.

 

Yang kedua dan masih hangat apalagi kalau bukan aksi Ultras Malaysia yang membuat laga lanjutan PPD 2018 Rusia antara Malaysia kontra Arab Saudi yang sudah memasuki menit ke-87 dihentikan wasit asal Hongkong, Liu Kwok Man. Aksi Ultras Malaysia tersebut dilakukan sebagai bentuk kecaman kepada FAM atas prestasi Timnas Malaysia termasuk dengan kekalahan memalukan 0-10 dari UEA (4/9) yang menjadi kekalah terbesar dalam sejarah Timnas Malaysia.

 

Perkembangan terakhir 11 suporter pun sudah ditangkap pihak berwajib Malaysia karena dianggap sebagai provokator sehingga terjadi pelemparan suar/ flare hingga bom molotov. Hanya pihak kepolisian sendiri tidak menyebutkan bahwa ke-11 suporter tersebut adalah bagian dari Ultras MALAYA.

 

"Berdasarkan bagaimana kita melakukan pemeriksaan pada mereka memasuki stadion, sangat tidak mungkin bagi mereka untuk membawa barang-barang tanpa ada yang memperhatikan. Kami sudah melakukan penyelidikan atas kasus ini. Setelah ditelisik, ke-11 orang sebagai bilang keladi kerusuhan. Namun jumlah tersangka berpotensi bertambah mengingat pihak kepolisian terus melakukan penelurusan," ujar Shah Alam OCPD Asst Comm Shafien Mamat.

 

Aksi Ultras Malaya bentuk Tekanan ke PSSI-nya Malaysia ?

 

Apa yang dilakukan Ultras Malaysia walau tidak dapat dibenarkan (apalagi ini termasuk kalender resmi serta hajatan besar FIFA), bisa jadi merupakan bentuk akumulasi dari kekecewaan mereka terhadap FAM (PSSI-nya Malaysia) atas prestasi Timnas mereka utamanya saat Malaysia kalah 0-10 dari UEA. Walau Presiden FAM sudah mengeluarkan pernyataan mundur tapi tetap belum membuat puas supoter dari Ultras Malaysia.

 

Tapi sekedar flashback ini bukan kali pertama Ultras Malaya membuat ulah, saat Piala AFF 2012 pun mereka menyerang suporter Indonesia kala Indonesia berhadapan dengan Malaysia difase grup. Selama 2014 ada dua kejadian yakni saat Malaysia berjumpa dengan Vietnam di semifinal Piala AFF 2014 serta laga persahabatan kontra Filipina di stadion Selayang dimana total FAM didenda US$ 35 ribu.

 

Tidak semua orang setuju dengan aksi Ultras Malaya walaupun ada juga yang setuju sebagai bentuk untuk menekan FAM agar segera melakukan perbaikan sepakbola di Malaysia (mungkin nantinya cara Menpora RI, Imam Nahrawi akan ditiru Menpora Malaysia walau itu menjadi pilihan terakhir apalagi Sea Games 2017 di Malaysia).

 

"Bagi saya, kejadian seperti itu tidak seharusnya terjadi. Jika mereka ingin menggelar protes terhadap FAM, ada cara dan saluran lainnya," kata Khalid.

 

"Setelah kekalahan memalukan 0-10 UEA di Abu Dhabi pekan lalu, mereka harus mengantisipasi masalah di sini setelah laporan negatif begitu banyak di harian lokal. Mereka seharusnya lebih siap dan waspada," kata Bakri Ibni yang menganggap seharusnya FAM dan Kepolisian patut dipersalahkan. 

 

"Tidak ada petugas keamanan memantau gerakan mereka. Bagi saya, itu adalah kegagalan keamanan total," kata Peter Velappan yang juga mantan Sekjen FAM periode 1963-1980.

 

http://www.thestar.com.my/Opinion/Online-Exclusive/The-Gaffer/Profile/Articles/2015/09/09/the-day-i-lost-my-respect-for-ultras-malaya/

 

Sayang kalau laga sepakbola harus diwarnai dengan aksi tidak simpatik dari para suporter yang sejatinya menjadi penyemangat untuk timnya serta menjadi warna tersendiri dari menarik dan serunya sebuah laga termasuk di PPD 2018 Rusia. Semoga apa yang dipertontonkan oleh Ultras Thailand dan Malaysia tidak ditiru oleh suporter Indonesia (nanti saat Timnas Indonesia mulai kembali bermain dilevel internasional).

 

#SepakbolaMenariknanDamai

 

Salam Sepakbola,

Wefi

 

Sumber rujukan : ASTRO AWANI, BANGKOK POST

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun