Menarik ketika membaca belakang buku ini, ternyata proses penemuan sepeda diinisiasi oleh letusan dahsyat Gunung Tambora di Nusa Tenggara.
Pada awal kedatangannya ke Nusantara, sepeda menjadi medium modernisasi dan identik sebagai tunggangan kaum priyayi. Sepeda kemudian terdesak kendaraan bermotor, dan lekat dengan kalangan kaum susah.
Kini, sepeda meneumkan kembali kelasnya di negeri ini. Berbgai kalangan kembali mulai bangga bergaya dengan sepeda. Ribuan pesepada pun membanjiri ruas-ruas jalan utama di Jakarta dan beberapa kota lain pada car free day atau pada pawai-pawai sepeda. Sebagia pesepeda dengan sengaja juga rutin memilih bersepeda di tengah sesak dan gilanya lalu lintas kota.
Buku ini merekam evolusi sepeda dan penggunaannya di Nusantara sejak zaman Belanda hingga kini, terutama di Pulau Jawa, yang menjadi pelintasan Jelajah Sepeda Kompas dari Surabaya ke Jakarta.
Itulah tujuh buku terbitan Kompas dan GPU yang akan saya baca tahun ini. Bisa jadi nanti akan bertambah. Mumpung masih tanggal 24 April, selamat Hari Buku Sedunia (23 April). Yuk baca buku!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI