Perempuan itu masih menggigil. Saya masak air dulu ya mba.
Ku nyalakan kompor spiritus. Ambil air dari galon, taruh di panci kecil dan ku masak. Aku bergegas keluar penginapan, mengambil air tawar dari bak penampungan tertutup berukuran 3x3 meter.
“Mau kemana mas?”
“Mau ambil air sebentar. Badan mba butuh di kompres, biar suhu tubuhnya turun.”
Air tanah di pulau ini air payau. Jadi agak lengket dibadan jika mandi menggunakan air disini. Tapi ada juga air tawar yang di datangkan dari Jakarta yang biasa di taruh di bak penampungan.
“Permisi ya mba.” Ku taruh handuk basah berwarna putih di dahinya.
Perempuan itu menutup matanya sejenak, kemudian membuka lagi.
“Makasih ya.”
“Sama-sama mba. Oya, saya belum tau nama mba siapa?”
“Vira.” Jawabnya lembut.
“Oh Vira. Ok mba Vira..”