[caption caption="Vira, dimana kau?"][/caption]
“Kalau besok pagi Anda tidak mengirim tulisan. Maka karir kepenulisanmu akan hancur sebelum Anda jadi penulis.”
Sepenggal kata itulah yang terus terngiang-ngiang di kepala gue malam ini. Besok pagi gue harus kirim email. Bukan 500 kata lagi tetapi 5000 kata. Ini untuk membayar hutang menulis gue yang sudah 4 hari tidak mengirim tulisan.
----
“ Pulau rambut pagi ini dipenuhi awan kumolonimbus(1). Tanda akan segera hujan besar. Kowak malam kelabu(2) sudah kembali ke pulau. Tanda pagi sudah datang. Giliran burung diurnal(3) yang pergi dari pulau untuk menjemput rezekinya.
“Hei mba. Bangun. Ini sudah pagi.”
Perempuan itu diam saja tanpa bersuara. Badannya basah karena keringat. Suhu badannya cukup panas. Kemudianku goyangkan badannya.
“Mba bangun, ini sudah pagi.”
Matanya terbuka. Kemudian mengeluarkan suara gigil.
“Mas, air, Saya haus.” Suaranya tak sekeras saat dirinya hampir ketinggalan kapal. Sangat lemah. Kuambil gelas plastik. Lalu kutuangkan air dari galon ke gelas.
“Nih mba, airnya. Mba sepertinya sakit. Mba istirahat yang cukup ya. Surveinya ditunda saja dulu.
Perempuan itu masih menggigil. Saya masak air dulu ya mba.
Ku nyalakan kompor spiritus. Ambil air dari galon, taruh di panci kecil dan ku masak. Aku bergegas keluar penginapan, mengambil air tawar dari bak penampungan tertutup berukuran 3x3 meter.
“Mau kemana mas?”
“Mau ambil air sebentar. Badan mba butuh di kompres, biar suhu tubuhnya turun.”
Air tanah di pulau ini air payau. Jadi agak lengket dibadan jika mandi menggunakan air disini. Tapi ada juga air tawar yang di datangkan dari Jakarta yang biasa di taruh di bak penampungan.
“Permisi ya mba.” Ku taruh handuk basah berwarna putih di dahinya.
Perempuan itu menutup matanya sejenak, kemudian membuka lagi.
“Makasih ya.”
“Sama-sama mba. Oya, saya belum tau nama mba siapa?”
“Vira.” Jawabnya lembut.
“Oh Vira. Ok mba Vira..”
“Jangan panggil mba. Vira saja. Kamu?”
“Saya Kelana.
Vi..ra.. ini saya bawa habatussauda dan madu. Siapa tau badannya lebih segar dengan meminum ini.”
---
Langit sudah benar-benar gelap, namun hujan belum juga turun. Kutinggalkan Vira sendiri di penginapan. Hari ini jadwal survei dari atas menara. Jarak menara dari penginapan kurang lebih 500 meter. Menara berwarna merah yang tingginya 15 meter ini merupakan tempat terbaik untuk melihat burung di Pulau Rambut. Dari atas sini kita bisa melihat kumpulan burung berwarna putih yang sedang bersantai di tajuk pohon. Baru sebentar saja ku diatas menara, hujan akhirnya turun. Semoga Vira bisa menjaga dirinya.
-----
“Betapa baiknya Kelana. Perhatian sekali dia padaku. Diambilkan air minum, diberikan madu, dikompresnya tubuhku. Emm, handuknya wangi juga. Hah, ada tulisannya toh. I.. Love.. You.., Tata. Apakah dia sudah punya pacar? Sayang ya, sungguh beruntung sekali pasti pacaanya. “
Diluar, dengan segera, hujan turun dengan derasnya disertai petir yang menyambar.
“Wah hujan. Semoga kelana baik-baik saja di luar.”
“Buk!” terdengan suara dari depan pintu.
“Kelana, kamu sudah pulang?”
Namun tak ada jawaban dari luar.
“Buk!”
“Kelana?” masih tetap tak ada jawaban.
“Buk!”
“Siapa disana?”
“Auuummm”
Kubuka pintunya.
“Auuummmm”
----
Hujan sudah berhenti. Hari menjelang gelap. Matahari menenggelamkan dirinya. Aku bergegas kembali ke penginapan.
“Kenapa Vira tak nyalakan lampunya? Vira... kau ada di dalam?” tak ada sahutan balik.
Kumasuk kedalam. Namun tak ada Vira di ruangan depan. Dikamar pun tak ada. Di kamar mandi juga tak ada.
“Vira..? Dimana kau?”
Kenapa di lantai ada darah?
Ku berlari ke dermaga. Namun tak ada siapa-siapa.
“Vira... Dimana kau?”
catatan kaki:
1. Awan kumolonimbus adalah awan tebal vertikal yang menjulang tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir, dan cuaca dingin lainnya.
2. Kowak malam abu adalah jenis burung yang aktif di malam hari (nokturnal). Berbunyi wak.. wak... Mempunyai nama latin Nycticorax nycticorax. Ada yang menyebutnya Kowak maling, karena kegemarannya mengambil ikan di tambak.
3. Burung diurnal adalah burung yang aktif di siang hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI