“Jangan panggil mba. Vira saja. Kamu?”
“Saya Kelana.
Vi..ra.. ini saya bawa habatussauda dan madu. Siapa tau badannya lebih segar dengan meminum ini.”
---
Langit sudah benar-benar gelap, namun hujan belum juga turun. Kutinggalkan Vira sendiri di penginapan. Hari ini jadwal survei dari atas menara. Jarak menara dari penginapan kurang lebih 500 meter. Menara berwarna merah yang tingginya 15 meter ini merupakan tempat terbaik untuk melihat burung di Pulau Rambut. Dari atas sini kita bisa melihat kumpulan burung berwarna putih yang sedang bersantai di tajuk pohon. Baru sebentar saja ku diatas menara, hujan akhirnya turun. Semoga Vira bisa menjaga dirinya.
-----
“Betapa baiknya Kelana. Perhatian sekali dia padaku. Diambilkan air minum, diberikan madu, dikompresnya tubuhku. Emm, handuknya wangi juga. Hah, ada tulisannya toh. I.. Love.. You.., Tata. Apakah dia sudah punya pacar? Sayang ya, sungguh beruntung sekali pasti pacaanya. “
Diluar, dengan segera, hujan turun dengan derasnya disertai petir yang menyambar.
“Wah hujan. Semoga kelana baik-baik saja di luar.”
“Buk!” terdengan suara dari depan pintu.
“Kelana, kamu sudah pulang?”