Mohon tunggu...
Wawan Hermawan
Wawan Hermawan Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Blogger

Hobi jalan-jalan, membaca, menulis dan membahagiakan orang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Drs. KH. Ihsan Kamil, M.M.Pd "Tokoh NU Jatiluhur"

4 September 2024   20:52 Diperbarui: 4 September 2024   21:18 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Drs. KH. IHSAN KAMIL, M.M.Pd. 

                                                                                                                  sumber poto dokpri

Dari Cikaobandung saya berasal 

Saya lahir pada hari Selasa, 28 Maret 1967 tepatnya dikampung Batulayang Cikaobandung, Cikaobandung adalah salah satu desa di wilayah pemerintahan Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, disitulah saya dilahirkan dari pasangan suami isteri yang harmonis dan sederhana, bapak saya bernama H. Ahyar dan ibu bernama Hj. Nanih.

Bapak berprofesi sebagai Wiraswasta dan ibu hanya Mengurus Rumah Tangga saja, saya merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara. Terdiri dari dua orang laki-laki dan dua Perempuan sedangkan 2 orang lagi sudah meninggal dunia.  

Ihsan Kamil demikian nama yang diberikan kedua orangtua. Nama adalah doa dan harapan bagi orangtua, pun demikian dengan nama itu yang diberikan kepada saya.

Kelak dari nama itu akan tumbuh menjadi anak harapan orangtua dan keluarga serta mampu memberikan sebanyak-banyaknya manfaat bagi sesama, dan itu alhamdulilah dapat terbukti.

Masa Kanak-Kanak

Cikaobandung tempo dulu, masih saja membayang dalam ingatan dan tersimpan rapi di file memory, tempat dimana saya dilahirkan dan tumbuh, sejuknya suasana waktu itu tentu membuat betah penduduk yang menempatinya.

Seperti pada umumnya, kondisi kampung waktu itu tenang, hening, sejuk, asri, masih natural, airnya jernih, udaranya segar tanpa polusi, pohon-pohon masih menjulang tinggi besar-besar dan jumlahnya pun banyak.

Saya tumbuh dan berkembang diwilayah kampung, seperti kebanyakan anak kampung pada waktu itu, saya pun mengikuti dan sangat menyenangi berbagai aktifitas yang mereka (teman sebaya) lakukan.

Seperti mengambil kayu bakar di hutan pada saat libur sekolah, bermain lumpur, mandi di sungai, ngangon domba (gembala kambing) semua aktifitas tadi saya lakukan bersama teman-teman sebaya. Kondisi ini menjadikan saya kuat dan tahan banting akan cobaan hidup, seakan irama alam tadi menyatu dengan raga ini.

Jumlah penduduk Cikaobandung tidak sepadat hari ini, waktu itu masih bisa dihitung jari, jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya masih pada jauh. Ini menandakan jumlah penduduknya jarang dan sedikit.  

Tetapi tentu Cikaobandung tak bisa lepas dan dipisahkan dari sejarah, wilayah ini merupakan salah satu tempat yang strategis, karena adanya dermaga dan jalur air sebagai lalu lintas yang digunakan banyak orang dalam menunjang berbagai aktifitas pada masanya.

Maka tidak heran, kalau wilayah ini banyak singgahi oleh orang-orang penting dan berpengaruh pada waktu itu, termasuk dari Timur Tengah sebagai utusan dari kerajaan, salah satu buktinya adalah adanya tulisan berbahasa arab dan titimangsa dipintu masjid As-syarofah Cikaobandung. 

MASA SEKOLAH

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Fathulkhoiriyah Cikaobandung 

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Fathul Khoiriyah adalah madrasah formal yang di masuki, sebagai kawah candra dimuka pertama, saya tercatat sebagai siswa di madrasah ini pada tahun 1974, enam tahun lamanya saya menimba ilmu di madrasah ini dan alhamdulilah bisa lulus pada tahun 1980.

Selama berada di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Fathul Khoiriyah saya juga mengikuti pengajian di pesantren, aktifitas pengajian itu berlangsung hingga saya lulus dari Madrasah ini.

MTsN 1 Purwakarta (Angkatan ke-3)   

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dari MI Fathul Khoiriyah Cikaobandung, kemudian pada tahun 1980 saya langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya yaitu ke MTsN 1 Purwakarta.

MTsN 1 Purwakarta merupakan satu-satunya sekolah negeri yang berbasis islam waktu itu, dan di madrasah ini pula saya tercatat sebagai siswa angkatan ke tiga.

Selama menjalani pendidikan di MTsN 1 Purwakarta, saya tidak jauh dan lepas dari pesantren, jadi selama itupula saya mengikuti pengajian dan tinggal dipesantren. Tiga tahun saya menggali ilmu pengetahuan di MTsN dan alhamdulilah bisa lulus pada tahun 1983.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Subang  

Ketika ada pengumunan dan saya dinyatakan lulus dari MTsN 1 Purwakarta pada tahun 1983, saya tidak menunda kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kembali ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

Namun waktu itu sekolah masih jarang apalagi sekolah negeri lanjutan atau menengah atas yang berbasis pendidikan islam, dan hanya ada satu-satunya Madrasah negeri yang menyelenggerakan pendidikan itupun MAN 1 Subang. 

Sekalipun namanya MAN 1 Subang, tetapi saya melaksanakan proses kegiatan belajar di Purwakarta, waktu itu Gedung yang digunakan untuk pembelajarannya adalah di Gedung Pendidikan Guru Agama (PGA) atau Gedung Dakwah sekarang.   

Saya memulai menjadi siswa di MAN 1 subang ini pada tahun 1983, tiga tahun saya bersekolah di sini, menjalani, mengikuti dan coba menikamti setiap proses yang ada, dan alhamdulilah pada tahun 1986 saya lulus dengan hasil memuaskan sesuai harapan.

Kemudian pada tahun 1986 selepas dari MAN 1 Subang saya melanglangbuana ke wilayah priangan timur tepatnya ke Kabupaten Tasikmalaya, dengan bekal ijazah dari MAN itu lalu saya melanjutkan kuliah ke kampus IAIC. 

@@@

KULIAH

IAIC (Institut Agama Islam Cipasung)  

Setelah menyelesaikan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Subang tahun 1986, saya kemudian pergi ke Tasikmalaya, untuk menggali sejuta hikmah dan menimba berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan di Institut Agama Islam Cipasung (IAIC), dengan mengambil jurusan 'spesialis' Pendidikan Agama Islam (PAI).

Ketika berada di Tasikmalaya dan tercatatat sebagai mahasiswa di IAIC saya juga nyantri di Pondok pesantren Cipasung, Pesantren Cipasung merupakan salah satu sarana pendidikan berbasiskan agama Islam.

Pondok Pesantren ini didirikan oleh almarhum al-magfurlah KH. Ruhiat pada tahun 1931 M, KH Ruhiat tiada lain adalah ayahanda dari KH. Ilyas Ruhiat. Pesantren Cipasung terletak di jalan KH. Ruhiat RT.02/ RW.07 Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.

Di pesantren ini selain memperdalam kajian kitab-kitab kuning, sebagaimana pesantren pada umumnya, dipesantren ini pula menyelenggarakan pendidikan formal seperti PAUD, TK Islam, MDA, MI, MTs, SMP Islam, SMA Islam, MA, perguruan tinggi dari tingkat sarjana hingga pascasarjana.

Selama Nyantri di Cipasung, waktu itu saya mendapat bimbingan langsung dari almarhum almagfrulah KH. Ilyas Ruhiat, mungkin bisa dikatakan saya masuk kategori orang yang paling beruntung, karena kesempatan itu tidak dimiliki oleh setiap orang.

Salah satunya adalah saya bekesempatan membawakan tasnya Apih (KH.Ilyas Ruhiat), kemanapun KH. Ilyas Ruhiat pergi, dari kegiatan itu banyak hikmah yang saya dapatkan.

Pada saat membawa tas dan mendampingi KH. Ilyas Ruhiat itulah, saya bisa bertemu dengan tokoh-tokoh penting negeri ini, baik dari kalangan ulama maupun dari kalangan birokrat, dan lambat laun saya mulai kenal dan mulai aktif dibeberapa organisasi dibawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).

Kepada KH. Ilyas Ruhiat, orang siapa yang tidak mengenalinya?, beliau adalah salah satu orang penting, selain sebagai sesepuh Pondok Pesantren Cipasung, Rektor IAIC beliau juga sebagai Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), sedangkan ketua Tanfidziyahnya waktu itu adalah KH. Abdurahman Wahid atau lebih familiar dengan panggilan Gusdur.

Berkat dorongan doa dari para guru baik guru di pesantren maupun para dosen di kampus dan doa dari kedua orangtua. Pada tahun 1990, saya alhamdulilah berhasil menyelesaikan studi Strata 1 di Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) dan berhak menyandang gelar Doktorandus (Drs).

Kalau dari kampus saya sudah selesai ditandai dengan mengikuti wisuda, namun untuk status di Pesantren Cipasung saya masih aktif, karena setelah selesai diwisuda saya tidak langsung pulang ke purwakarta tetapi masih nyantri. 

Maka pada tahun 1994 ketika di gelar Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Pesantren Cipasung, saya tahu betul berbagai proses dan dinamika yang berkembang selama pelaksanaan muktamar tersebut.

Saya mendapat tugas menjadi salah satu bagian yang terlibat langsung pada pelaksanaan muktamar itu yaitu sebagai panitia, kesempatan yang ada tentu tidak saya sia-siakan karena dari kesempatan ini menjadikan saya paham, bertambah ilmu serta mendapat pengalaman baru.

Kemudian pada tahun 2012 saya melanjutkan pendidikan pasca sarjana di Univeritas Ganesha di Jakarta dan lulus pada tahun 2014 dengan mendapat gelar M.M.Pd. Selesai dari Strata 2 lalu saya mendapatkan beasiswa S3 di salah satu Universitas di Gorontalo, namun kesempatan baik itu belum bisa saya ambil dan maksimalkan, karena terhalang jarak dan waktu, dengan berat hati saya harus merelakan kesempatan itu pergi.

Pendidikan Non formal yang pernah ditempuh

Selain menyelesaikan pendidikan formal dari mulai jenjang pendidikan dasar hingga pasca sarjana, saya juga menempuh pendidikan non formal di beberapa pesantren yang tersebar di Wilayah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, diantaranya:

  • Pondok Pesantren Nurul Islam (KH. Maksum Efendi) Purwakarta  
  • Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya 1986-1990
  • Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya
  • Pondok Pesantren Miftahul Usmaniyah Cikole Kabupaten Ciamis
  • Pondok Pesantren Singdangkerta Cililin Bandung Barat
  • Pondok Pesantren Krapyak Jogjakarta
  • Pondok Pesantren Lirboyo Jawa Timur

Awalnya mukim, Lalu membangun mahligai rumah tangga

Setelah menyelesaikan pendidikan, baik di lembaga formal maupun di pendidikan non formal saya kemudian kembali ke Cikaobandung kampung halaman saya, mengamalkan ilmu pengetahuan yang dulu dipelajari dan didapatkan di sekolah dan di Pesantren kepada masyarakat sekitar.

Dengan mulai mengisi pengajian rutinan dari majlis satu ke majlis yang lainnya, juga mulai aktif dilembaga-lembaga formal dengan menjadi guru Pendidikan Agama Islam (PAI).

Setelah lama mukim, baru pada tahun 1999 saya melepas masa lajang mempersunting gadis idaman hati yaitu Hj. Indana Zulfi, S.Ag yang berasal dari Pekalongan, setelah mendapatkan restu dari kedua belah pihak, tanpa ragu saya melangkah memberanikan diri mengikrarkan janji suci menikahi gadis pujaan hati.

Dari hasil pernikahan ini saya dikaruniai 3 orang keterunan, anak yang pertama bernama Qorri'Aina Sedang melenyelsaikan Pendidikan S2 di UIN Jogjakarta, yang kedua bernama Muhammad Musthofa Inal Akhyar sedang menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir dan terakhir yang bungsu Zannatin Al Faata sedang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Baitul Qur'an.

Kurang lebih 18 tahun saya menakkodai biduk rumah tangga ini, menjelajahi dan mengarungi luasnya samudera kehidupan, suka duka pahit manis kami hadapi berdua bersama isteri tercinta.

Takdir tidak bisa dihindari, pada tanggal 10 Agustus 2017 bertepatan dengan Dzulqo'dah 1438 H Tuhan Yang Maha Esa Allah Subhanahu Wataala mengambil isteri saya tercinta, setelah sekian lama didera sakit. Saya tentu harus merelakan dan mengikhklaskan kepergian beliau untuk selama-lamanya,

Semoga almarhumah ditempatkan di taman Firdaus-Nya dengan penuh kebahagiaan, Al-Faatihah.  

Aktif di organisasi

Mulai bersentuhan dengan beberapa organisasi ketika saya menjadi siswa dan mahasiswa, dari situlah saya mulai aktif di organisasi, baik organisasi keagamaaan, organisasi dikampus ataupun organisasi kedaerahan, seperti di:

IPNU

Intensitas saya dengan beberapa orang waktu itu, lambat laun membuka cakrawala wawasan, pengetahuan, dan kesempatan untuk aktif di NU. Maka dari IPNU lah awal saya aktif di organisasi di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) ini.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Selain mengikuti perkuliah di kampus, saya juga aktif di organisiasi kemahasiawaan yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), bergelut sebagai aktifis di PMII alhamdulilah saya banyak menemukan hal-hal positif melalui organisasi ini.  

Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta (Permata) Cab.Bandung.

Saya juga aktif di Permata Purwakarta, saya termasuk salah satu inisiator untuk pembentukan organisasi kedaearahan ini, bersama KH. Akhfaz Fauzi A, M.Ag dan kawan-kawan yang lainnya.

Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Purwakarta.  

Selepas menyelesaikan pendidikan Sarjana di Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) saya tidak langsung mukim, tetapi masih hilir mudik antara Tasikmalaya dan Purwakarta. Namun semua itu tidak menyurutkan aktifitas saya, pada saat itulah saya aktif di GP Ansor PC Kabupaten Purwakarta bersama yang lain seperti, KH. John Dien,SH., KH. Akhfaz Fauzi Asyikin, M.Ag, Drs.KH Bahir Mukhlis, M.Pd dan para pengurus lainnya.

Sekitar tahun 1990 selain sebagai pengurus Ansor Kabupaten Purwakarta dalam waktu bersaman saya juga sebagai ketua PAC GP Ansor Jatiluhur, kenapa dobel jabatan? Karena waktu itu, sangat jarang orang yang mau menjadi pengurus dikarenakan situasi politik yang tidak memungkinkan. Orang-orang belum berani tampil secara terbuka, yang ada pun malah tiarap. 

Dari tahun 1990 itulah saya menjadi pengurus ansor di Kecamatan Jatiluhur dan cukup lama saya berkhidmat sebagai pengurus.

PCNU Purwakarta

Setelah masa berkhidmat saya di ansor selesai, kemudian saya melanjutkannya di Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta.

PENGALAMAN KERJA

MAN 1 Purwakarta

Mengabdikan diri didunia pendidikan di awali ketika saya menjadi guru honorer di MAN 1 Purwakarta, cukup lama saya mengabdi di MAN kurang lebih 25 tahun, waktu yang tidak sebentar tentunya. Jadi manis, asam, pahit dan getir saya pernah rasakan selama menjadi guru honorer.   

MTsN 1 Purwakarta

Setalah lama menjadi guru honorer di MAN 1 Purwakarta, pada tahun 2005 saya mulai di angkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementrian Agama Purwakarta dan ditempatkan di MTsN 1 Purwakarta hingga saat ini.

Selain menjadi pendidik di MTsN 1 Purwakarta saya juga mengelola dan mengasuh Pondok Pesantren yang berada di bawah naungan MTsN 1 Purwakarta.

Dosen 

Dunia pendidikan benar-benar tidak bisa jauh dari aktifitas saya keseharian, selain mengajar di MTsN dan di MAN saya juga aktif sebagai salah satu dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purwakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun