Seperti mengambil kayu bakar di hutan pada saat libur sekolah, bermain lumpur, mandi di sungai, ngangon domba (gembala kambing) semua aktifitas tadi saya lakukan bersama teman-teman sebaya. Kondisi ini menjadikan saya kuat dan tahan banting akan cobaan hidup, seakan irama alam tadi menyatu dengan raga ini.
Jumlah penduduk Cikaobandung tidak sepadat hari ini, waktu itu masih bisa dihitung jari, jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya masih pada jauh. Ini menandakan jumlah penduduknya jarang dan sedikit. Â
Tetapi tentu Cikaobandung tak bisa lepas dan dipisahkan dari sejarah, wilayah ini merupakan salah satu tempat yang strategis, karena adanya dermaga dan jalur air sebagai lalu lintas yang digunakan banyak orang dalam menunjang berbagai aktifitas pada masanya.
Maka tidak heran, kalau wilayah ini banyak singgahi oleh orang-orang penting dan berpengaruh pada waktu itu, termasuk dari Timur Tengah sebagai utusan dari kerajaan, salah satu buktinya adalah adanya tulisan berbahasa arab dan titimangsa dipintu masjid As-syarofah Cikaobandung.Â
MASA SEKOLAH
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Fathulkhoiriyah CikaobandungÂ
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Fathul Khoiriyah adalah madrasah formal yang di masuki, sebagai kawah candra dimuka pertama, saya tercatat sebagai siswa di madrasah ini pada tahun 1974, enam tahun lamanya saya menimba ilmu di madrasah ini dan alhamdulilah bisa lulus pada tahun 1980.
Selama berada di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Fathul Khoiriyah saya juga mengikuti pengajian di pesantren, aktifitas pengajian itu berlangsung hingga saya lulus dari Madrasah ini.
MTsN 1 Purwakarta (Angkatan ke-3) Â Â
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dari MI Fathul Khoiriyah Cikaobandung, kemudian pada tahun 1980 saya langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya yaitu ke MTsN 1 Purwakarta.
MTsN 1 Purwakarta merupakan satu-satunya sekolah negeri yang berbasis islam waktu itu, dan di madrasah ini pula saya tercatat sebagai siswa angkatan ke tiga.