Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Antara Debu-debu Jalanan (Bagian Dua)

11 September 2020   20:11 Diperbarui: 13 September 2020   10:18 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

<< Sebelumnya

Bagian Dua

Wanita cantik berkulit kuning langsat yang memiliki potongan rambut model Blunt Bob yang meletakkan dua botol B** di atas Meja itu namanya Melly. 

Wanita berparas ayu yang mengatakan masih baru di sini itu cukup menarik perhatianku saat ini. Cukup lama kuperhatikan wajah cantik Wanita berhidung bangir ini sebelum Aku tadi memutuskan untuk bertanya, "Asalnya dari mana?"

Penampilan Melly memang berbeda dari yang lainnya, bahkan menurutku terlihat sedikit mencolok untuk ukuran kedua mataku yang sudah terbiasa mengamati penampilan orang-orang yang biasa tinggal di daerah terpencil seperti ini. Gaya bicara dan penampilannya berbeda dari Orang-orang yang biasa kutemui di daerah sini.

Dari tanggal, bulan dan tahun kelahiran yang dia sebutkan. Aku tau bahwa Melly saat ini telah berusia 35 tahun. Dua tahun lebih muda dari usiaku saat ini. 

Sambil menghembuskan asap Rokok dari bibir-nya yang terlihat merah basah dan sedikit tebal merekah, Wanita berkulit kuning langsat yang saat ini tengah memakai Kaos ketat berwana hitam di padu dengan Rok mini sedikit mengembang itu terlihat begitu seksi di mataku.

Setelah membuka sepasang tutup botol B** dan menuangkannya ke dalam satu Gelas, Melly meneguknya secara perlahan sebelum memulai cerita tentang perjalanan hidupnya.

"Sebelum sampai ke tempat ini, dulunya Melly adalah seorang Ibu rumah tangga. Melly mempunyai seorang anak laki-laki dari Suami pertama. Saat ini anak Melly yang pertama sudah duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)."

"Iya," jawabku pelan sambil melihat Rokok yang terselip di jari tangan kanan-nya.

"Pernikahan Melly dengan suami pertama kandas di tengah jalan, diam-diam Suami Melly memiliki istri simpanan di luar Kota. Saat itu Melly nggak bisa terima dan marah besar hingga menggugatnya cerai di Pengadilan Agama."

"Trus?"

"Setelah berpisah dengan suami pertama, Melly kemudian menjalin hubungan dengan seorang Pria yang usiaya jauh lebih tua dari usia Melly. Namanya Jhon. Usianya 55 tahun. Pada awalnya Melly kira Jhon adalah seorang pengusaha. Sebab mulai dari awal Melly berkenalan dengannya, Jhon selalu royal. Apa saja permintaan Melly dia penuhi."

"Maksudnya?"

"Melly kan udah punya anak dari Suami pertama, Melly kan butuh biaya buat beli Susu anak dan kebutuhan hidup lainnya,"

"Emang anak Melly gak minum ASI?"

"Nggak Bang, Biar gak kendor, hihihi..." Melly cekikikan saat menjawab pertanyaan yang menurutnya gak begitu penting.

"OO gitu, hehehe.. Masih kenceng donk. Trus Melly di nikahi sama Jhon?"

"Masih donk.. Mau liat? Hehehe... Walau tidak pernah di nikahi secara resmi oleh Jhon tapi Melly merasa bahwa Jhon saat itu begitu menyayangi Melly dan juga anak Melly dari suami pertama. Makanya Melly setuju menjadi istri simpanannya karena saat itu dia bersedia untuk ikut merawat Lucky,"

"Lucky itu nama anak Melly?"

"Iya. Jhon mengontrakkan Rumah yang ukurannya lumayan cukup besar buat Melly dan Lucky. Walau sudah cukup lama berhubungan dengan Jhon, tapi Melly tidak pernah tau apa pekerjaan Jhon. Melly hanya tau dengan jadwal Jhon yang setiap seminggu dua kali pasti akan datang mengunjungi Melly dan Lucky di Rumah Kontrakan."

"Jadi kalau Jhon nggak datang ke Kontrakan, Melly cuma berdua aja dengan Lucky?"

"Iya,"

"Sama Jhon Melly gak punya anak?"

"Nggak Bang,"

"Kenapa?"

"Jhon sepertinya tidak mau punya anak dari Melly. Jhon orangnya tertutup. Dia tidak pernah cerita tentang pekerjaan ataupun tentang kehidupannya. Melly sendiri nggak tau dia punya Istri dan anak apa nggak. Walau minim informasi tentang Lelaki yang cuma mendatangi Melly setiap hari Saptu dan Minggu tapi Melly cukup bersyukur dengan kehadiran Jhon yang saat itu bersedia menjadi ayah bagi Lucky. Setidaknya semenjak menjadi istri simpanan Jhon, Melly tidak pernah pusing memikirkan biaya hidup bersama Lucky."

"Jhon sayang sama Lucky?"

"Gak terlalu sih,"

"Cuma sayang sama Ibu-nya aja ya? hehehe.."

"Gak juga Bang. Lima tahun lalu, tepatnya pas Malam pergantian tahun baru, Melly baru tau siapa Jhon yang sesungguhnya. Lelaki yang selama ini Melly hormati karena Melly anggap sebagai orang yang telah meyelamatkan kehidupan Melly, ternyata adalah Lelaki brengsek! Sama seperti suami pertama Melly yang seorang penghianat!"

"Maksudnya?"

"Jhon lebih parah malahan dari suami pertama Melly."

"Gimana?"

"Malam itu Jhon membawa "Teman minumnya" pulang ke rumah kontrakan Melly. Dan malam itu adalah malam pertama Melly terjerumus ke dalam Lembah hitam hingga berlanjut hingga saat ini. 

"Trus?"

"Malam itu Jhon meminta Melly untuk melayani teman Lelakinya. Melly sempat menolak permintaan Jhon yang meminta Melly melayani temannya itu di atas Ranjang di dalam kamar tidur tempat Melly biasa melayani Jhon ketika datang ke Kontrakan itu."

"Hemmm,"

"Sambil menangis, malam itu Melly terpaksa Melayani temannya Jhon,"

"Jhon nungguin Melly melayani temannya itu di luar Kamar?"

"Nggak,"

"Trus, ikut masuk ke dalam kamar lalu menonton Melly yang sedang melayani temannya?"

"Mereka berdua memperlakukan Melly seperti seorang Pelacur. Malam itu Melly di paksa melayani mereka berdua yang sedang merayakan pergantian malam tahun baru dengan Pesta Seks di dalam Rumah Kontrakan,"

"Hemmm, trus setelah kejadian itu Melly gak melaporkannya ke Polisi?"

"Nggak,"

"Ke Ortu atau saudara Melly?"

"Nggak Bang, percuma Melly melaporkan Jhon ke Polisi atau kepada orangtua dan saudara-saudara Melly"

"Kenapa?"

"Karena pasti nasib Melly bakal lebih parah, bisa-bisa Jhon membunuh Melly dan Lucky,"

"Hmm, sulit juga ya?"

"Hari berganti minggu, minggu berganti bulan hingga tahun-pun berganti. Melly lama-lama terbiasa melayani Pria hidup belang di dalam Rumah Kontrakan dan juga di Hotel-hotel berbintang. Saat itu Jhon menjadikan Melly sebagai seorang Pelacur panggilan."

"Hemmm,"

"Kadang Jhon membawa Pria hidung belang yang ingin "Memakai" Melly ke Rumah Kontrakan, kadang Melly di antar Jhon ke kamar Hotel untuk melayani Pria-pria hidung belang yang membooking Melly melaluinya, pokoknya Melly benar-benar di berdayakan oleh Jhon."

"Kenapa Melly gak mencoba lari saat ada kesempatan, selagi Jhon nggak berada di dekat Melly?"

"Lari kemana Bang? Selama Melly masih hidup di Kota itu, Melly tidak berdaya, Jhon itu teman-temannya banyak, bukan cuma Preman, Oknum-oknum Aparat keamananan juga banyak yang menjadi 'pelanggan' Melly dan mereka itu berteman dengan Jhon"

"Sulit ya? Seperti masuk ke dalam lingkaran Setan,"

"Sampai pada akhirnya Melly jatuh cinta pada salah seorang pelanggan, namanya Ardi, dia sudah memiliki istri dan dua orang anak tapi terlanjur jatuh cinta sama Melly. Ardi bersedia menikahi Melly, Kami saling mencintai, setiap kali melayani Ardi, Melly tidak pernah menggunakan alat pengaman,"

"Trus? Melly jatuh sakit karena Ardi mempunyai penyakit kelamin?"

"Bukan! Melly hamil,"

"Oo, trus?"

"Jhon waktu itu marah besar dan menyuruh Melly menggugurkan kandungan,"

"Trus, Melly gugurkan?"

"Nggak."

"Trus?"

"Waktu itu Melly di paksa Jhon minum-minuman keras sampai mabok biar kandungan Melly rontok,"

"Trus? Melly keguguran?"

"Nggak, Alhamdulillah anak itu berhasil lahir dengan selamat dan sekarang Melly titipkan sama Neneknya,"

"Berapa usia anak Melly yang paing kecil?"

"Sekarang sudah 3 tahun,"

"Iya, Sehat?"

"Siapa?"

"Anak Melly. Masak Abang nanya Ibu-nya sih? kan Ibu-nya lagi ngobrol sama Abang di sini? Hehehe.."

"Alhamdulillah sehat Bang,"

"Iya, trus gimana kelanjutan cerita Jhon tadi?"

"Ketika Jhon lagi berusaha menggugurkan janin yang ada di dalam perut Melly, Ardi datang. Ardi waktu itu sempat meminta Melly secara baik-baik pada Jhon, tapi Jhon menolak mentah-mentah permintaan Ardi"

"Iya, trus gimana?"

"Ardi masuk Penjara,"

"Jhon melaporkan Ardi ke Polisi?"

"Bukan, pas mereka ribut, Jhon mati tertusuk Pisau belati di tangan Ardi,"

"Iya,"

"Setelah Jhon mati, Melly bebas dan Melly pulang ke rumah orangtua Melly,"

"Iya, setelah Ardi masuk Penjara ya?"

"Iya, waktu itu Melly sempat beberapa kali menjenguk Ardi di dalam Penjara,"

"Sampe sekarang?"

"Ardi di tuntut dengan hukuman Penjara seumur hidup, beberapa kali Melly sempat menjenguk Ardi di dalam Penjara, tapi semenjak Melly di lecehkan sama Oknum-oknum Sipir yang ada disitu, Melly gak pernah menjenguk Ardi lagi."

"Kok bisa? Melly gak laporin mereka ke Polisi atau kemana gitu?"

"Buat apa Bang? Percuma, karena sebagian Oknum itu dulunya ada yang pernah "make" Melly juga, waktu masih menjadi barang dagangan Jhon,"

"Hemm, sulit ya? Mereka semena-mena sama Melly, meski Melly sudah tidak dipekerjakan lagi oleh Jhon,"

"Begitulah, permainan mereka tertutup rapi.  Rata-rata yang pernah 'make' Melly itu orang-orangnya terlihat baik, baik di mata istri maupum di lingkungan tempat tinggalnya,"

"Munafik ya,"

"Nggak heran Bang, sekarang ini Melly cuma mau cari duit buat membiayai kebutuhan kedua anak Melly,"

"Iya, harus! Bagaimanapun juga, kedua anak Melly itu adalah anak-anak yang gak punya salah dan tidak mengerti apa-apa atas penderitaan Ibu-nya,"

"Setelah Jhon mati dan Ardi masuk Penjara, Melly pulang ke rumah orangtua Melly, Melly sudah berusaha untuk bekerja seperti Wanita baik-baik lainnya, tapi karena himpitan ekonomi, akhirnya Melly terpaksa harus menjual diri seperti ini,"

"Hmm, sulit buat mencari kerja lain ya Mel?" 

"Melly udah pernah mencoba kerja lain Bang. Melly pernah kerja menjadi pelayan di salah satu Kafe, tapi Melly malah di perkosa sama atasan Melly yang kurang ajar itu,"

"Hmmm, apes banget hidupmu ya Mel.."

"Idih! Abang ini,"

"Sorry, Abang cuma bercanda,hehehe..."

"Tega banget sih Abang sama Melly,"

"Maaf Abang cuma bercanda, tapi jujur aja, Melly memang cantik banget. Jadi wajar kalau banyak laki-laki normal yang kepingin nyobain 'itu'nya Melly,"

"Hmm, kalau memang Abang kepingin "make" Melly nggak perlu ngegombal kayak ginilah Bang.., kalau Abang mau, boleh kok, gak ada yang marah, hihihi..."

"Abang gak punya duit Mell, maaf, memang berapa sih biasanya Mel?"

"Tergantung Abang mau Melly layananin kayak gimana?"

"Maksudnya?"

"Maksudnya, kalau Sortem, Sorong di tempat gak pake nginap cukup Rp.300 ribu, dan kalau mau satu malam penuh make Melly, Abang cukup ngeluarin duit Rp.600 ribu,"

"Ooh gitu,"

"Iya, Yuuk... Kalau cuma mau makan Sate Kambing, ngapain mesti beli Kambing sih bang, ada banyak yang jualan Sate kambing di pinggir jalan dan Abang gak perlu repot-repot melihara Kambing buat makan Sate Kambing, hihihi.."

"Memang Melly Sate Kambing? Hihihi... Pingin sih, tapi Abang gak punya duit Mel,"

"Hmm, kapan Abang pulang ke Kota?"

"Seminggu lagi kayaknya, kenapa?"

"Yang Melly sebutin tadi itu harga yang di patok sama Ayah dan Bunda disini, Melly gak bisa ngasih kurang dari itu, tapi kalau di kasih lebih Melly terima, hihihi... Melly tiap bulan pasti pulang ke Kota untuk ngantarin uang biaya hidup Anak-anak Melly, nanti pas Melly pulang kita ketemuan ya Bang?"

"Boleh, tapi Abang gak janji."

"Kok?"

"Mana tau pas pulang dari sini Abang mati,"

"Hmmm, bilang aja Abang malu dan nggak mau berteman sama orang kayak Melly,"

"Nggak! Ngapain malu, Abang gak pernah membeda-bedakan orang di dalam berteman kok, toh Melly melakukan ini karena keadaan. Melly berada di tempat ini karena merasa bahwa ini adalah pekerjaan, salah satu cara Melly menjemput rezeki yang di berikan oleh Tuhan, kita sama-sama lagi bekerja ketika ketemu di tempat ini dan menurut Abang biasa aja kok. Masalah dosa kan urusan masing-masing, lagian kita gak pernah tau juga kelak kita bakal dimasukin Tuhan ke dalam Surga apa ke dalam Neraka."

"Iya Bang, terima kasih udah nerima keadaan Melly dan gak ikut merendahkan Melly kayak orang-orang yang selama ini make Melly,"

"Tidak ada yang perlu di rendahkan, apalagi sampai memandang sebelah mata kepada mahkluk ciptaan Tuhan yang sedang berusaha mencari rezeki untuk menghidupi Anak-anak yang Tuhan titipkan kepadanya. Toh Melly bisa seperti ini, tentu saja atas izin dan kehendak-Nya bukan? Bahkan sehelai daun yang jatuh ke muka bumi ini pun sudah pasti terjadi atas izin-Nya. Apalagi makhluk hidup seperti kita ini yang kata orang, hidup di dunia ini cuma untuk melakoni jalan ceritaNya. Ibarat cerita sinetron di TV kita ini cuma aktor yang sedang memainkan sandiwara di Dunia ini.

Abang doakan semoga Melly mendapatkan rezeki yang banyak, biar bisa menghidupi Anak-anak Melly dan syukur-syukur Melly bisa segera mendapatkan seorang Suami yang baik, agar bisa segera keluar dari Lembah hitam ini. 

Melly masih muda dan cantik lagi, pasti banyaklah yang mau sama Melly. Memang betul kata Melly tadi, bagi sebagian Lelaki memang lebih praktis membeli Sate Kambing di pinggir jalanan kayak gini dari harus pada repot-repot memelihara Kambing biar bisa makan Sate Kambing. Tapi yakinlah, nggak semua Laki-laki berpikiran seperti itu."

"Iya Bang. Aamiin."

"Hujan udah reda, Abang pamit dulu ya. Oh iya, berapa semuanya Mel?"

"Bentar Bang, Melly panggilkan Bunda,"


Selesai

Catatan: Di buat oleh, Warkasa1919 dan Apriani Dinni. Baca juga bagian Satu yang di buat oleh Apriani Dinni. Jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Artikel ini juga tayang di Secangkirkopibersama.Com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun