"Kita sudah hampir sampai di pintu Gerbang yang akan membawamu kembali kepada Sang Waktu," kata wanita berjilbab hitam di depanku ini tanpa menjawab pertanyaanku.
Kutatap gerombolan awan tebal berwarna putih keperakan di atas langit yang di tunjuknya barusan. Tak lama kemudian, aku melihat ada pusaran angin yang muncul di bawahnya dan kuperkirakan memiliki kecepatan sekitar 250 km/ jam di tengah lautan.
Aku tercekat menatap ke arah Angin topan di tengah lautan. Setahuku, pusaran angin yang biasa terjadi karena disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dalam suatu sistem cuaca itu lebih sering terjadi pada siang hari. Tapi kenapa ini bisa terjadi di malam hari?
**
"Engkau tidak ingin mencium tanganku?" tanyaku sedikit bergurau sambil tersenyum menatap wanita berjilbab hitam di depanku.
"Tidak!" katanya lagi sambil memalingkan wajahnya ke tempat lain.
"Pergilah." Katanya lagi sambil menatap ke arahku.
"Aku tahu ada dewi empat musim yang sedang menunggumu di ujung sana," katanya lirih.
"Aku.."
"Aku sudah melupakannya," potongnya, sebelum aku tadi sempat meneruskan kata-kataku untuk meminta maaf padanya.
Kutatap wanita bermata sendu di depanku, kutatap wanita yang kulihat tengah berusaha menekan perasaannya, kutatap wanita berjilbab hitam yang kulihat sedang berusaha menyembunyikan segala rasa yang sedang berkecamuk di dalam dadanya.