Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu

4 Januari 2019   00:21 Diperbarui: 16 Januari 2019   21:36 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita sudah hampir sampai di pintu Gerbang yang akan membawamu kembali kepada Sang Waktu," kata wanita berjilbab hitam di depanku ini tanpa menjawab pertanyaanku.

Kutatap gerombolan awan tebal berwarna putih keperakan di atas langit yang di tunjuknya barusan. Tak lama kemudian, aku melihat ada pusaran angin yang muncul di bawahnya dan kuperkirakan memiliki kecepatan sekitar 250 km/ jam di tengah lautan.

Aku tercekat menatap ke arah Angin topan di tengah lautan. Setahuku, pusaran angin yang biasa terjadi karena disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dalam suatu sistem cuaca itu lebih sering terjadi pada siang hari. Tapi kenapa ini bisa terjadi di malam hari?

**

"Engkau tidak ingin mencium tanganku?" tanyaku sedikit bergurau sambil tersenyum menatap wanita berjilbab hitam di depanku.

"Tidak!" katanya lagi sambil memalingkan wajahnya ke tempat lain.

"Pergilah." Katanya lagi sambil menatap ke arahku.

"Aku tahu ada dewi empat musim yang sedang menunggumu di ujung sana," katanya lirih.

"Aku.."

"Aku sudah melupakannya," potongnya, sebelum aku tadi sempat meneruskan kata-kataku untuk meminta maaf padanya.

Kutatap wanita bermata sendu di depanku, kutatap wanita yang kulihat tengah berusaha menekan perasaannya, kutatap wanita berjilbab hitam yang kulihat sedang berusaha menyembunyikan segala rasa yang sedang berkecamuk di dalam dadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun