Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu

4 Januari 2019   00:21 Diperbarui: 16 Januari 2019   21:36 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian Tujuh Belas

Sejarah Anak Gunung Krakatau dan Misteri Wanita Berjilbab Hitam di Selat Sunda

*

gunung-anak-krakatau-meletus-www-kompas-tv-5c3f40c112ae94383f27f1b7.png
gunung-anak-krakatau-meletus-www-kompas-tv-5c3f40c112ae94383f27f1b7.png

Sejarah Anak Gunung Krakatau

"Aku masih tidak ingin menjawabnya sekarang," jawab wanita berjilbab hitam yang lebih banyak diam itu tanpa melihat ke arahku.

"Baiklah..aku tidak ingin memaksanya," kataku lagi, sambil tetap tersenyum menatap ke arahnya.

"Apa yang sebenarnya sudah terjadi di tempat ini?" tanyaku sambil menatap ke tengah lautan yang saat ini airnya kulihat tengah bergelombang.

"Dulunya, di tempat itu adalah sebuah Pulau," jawab wanita berjilbab hitam ini sambil menunjuk ke tengah Selat yang dahulunya memisahkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra.

"Sebelum letusan yang terjadi pada 1883 yang lalu. Dulunya pulau itu memiliki lebar sekitar 3 mil dengan panjang sekitar 5,5 mil (9 x 5 kilometer). Kala itu Pulau Krakatau memiliki tiga puncak gunung berapi yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya.

Gunung Perboewatan, yang berada di utara itu adalah yang paling aktif. Sedangkan Gunung Danan berada di tengahnya, Gunung ini paling besar di antara ketiganya. Sedangkan Gunung Rakata berada di ujung selatannya." Kata wanita berjilbab hitam sambil menghela nafasnya.

"Pada Agustus 1883 yang lalu, lebih dari 36.000 orang meninggal, dan yang sebagian besar meninggal itu adalah akibat terkena abu panas atau tersapu tsunami yang diikuti dengan runtuhnya gunung berapi ke dalam kaldera di bawah permukaan laut.

Letusan besar waktu itu juga sempat mempengaruhi iklim dan menyebabkan suhu turun di seluruh dunia," kata wanita berjilbab hitam ini sambil memperbaiki cadar yang menutupi sebagian wajahnya.

"Waktu itu, ledakan besar menyemburkan sekitar 11 mil kubik (45 km kubik) material vulkanik ke atmosfer. Kala itu langit terlihat suram hingga sejauh 275 mil (442 km) dari gunung berapi. Sinar matahari tak pernah menampakkan wujudnya selama tiga hari. Abu bahkan berterbangan sejauh 3.775 mil (6.076 km).

Dalam 13 hari, lapisan sulfur dioksida dan gas-gas lain mulai menyaring jumlah cahaya mentari yang dapat mencapai Bumi. Suhu global rata-rata turun 1,2 derajat lebih dingin selama lima tahun ke depannya.

Seusai letusan kataklismik Gunung Krakatau pada tahun 1883, Pulau Rakata kehilangan kira-kira 2/3 tubuhnya di sisi barat laut, melenyapkan puncak Gunung Perbuwatan dan Gunung Danan, serta menyisakan paruh selatan Gunung Krakatau (yang sekarang tetap disebut Pulau Rakata).

Dan pada tahun 1927 tampak aktivitas vulkanik di titik di antara bekas puncak Gunung Perbuwatan dan Gunung Danan, di tandai dengan munculnya kepulan asap disertai letusan-letusan kecil. Tapi pada tahun 1929, pulau kecil ini kembali menghilang. Dan bersamaan dengan letusan yang terjadi pada tahun 1930, pada Februari 1933 pulau itu muncul kembali dengan ukuran yang lebih besar.

Pada tahun 1935, pulau ini bentuknya hampir bundar, dengan diameter sekitar 1200 m, ketinggian 63 m dan pada tahun 1940 tingginya sudah mencapai 125 m. Dan pada tahun 1955 pulau ini bertambah ketinggiannya menjadi 155 m dari permukaan laut, hingga pada tahun 1959 pulau ini kembali meledak dengan mengeluarkan asap hitam tebal hingga setinggi 600 m.

Bersamaan dengan aktivitas vulkanik gunung api yang ada di pulau ini, titik tertinggi pulau ini terus meningkat dengan laju 7-9 meter per tahun. Dan pada September 2018 ketinggiannya telah mencapai 338 meter dari permuka laut.

Sabtu, 22 Desember 2018 yang lalu, sekitar pukul 21.00 WIB, telah terjadi Tsunami di Banten. Ketika itu, air laut yang sedang pasang tiba-tiba saja menerjang pinggiran pantai Anyer, Carita, hingga ke Tanjung Lesung.

Gelombang tinggi tersebut di duga berasal dari aktivitas intensif Anak Krakatau. Gunung berapi yang muncul pada 1927 pascaletusan Gunung Krakatau yang amat dahsyat pada Agustus 1883 yang lalu," katanya lagi sambil menatap lurus ke dimana dulunya Anak Gunung Krakatau itu berada.

"Apakah waktu itu kota Jakarta tenggelam akibat letusan Anak Krakatau ini?" tanyaku sambil melihat ke arah bekas monumen yang tadi kulihat hanya tinggal puncaknya.

"Kita sudah hampir sampai di pintu Gerbang yang akan membawamu kembali kepada Sang Waktu," kata wanita berjilbab hitam di depanku ini tanpa menjawab pertanyaanku.

Kutatap gerombolan awan tebal berwarna putih keperakan di atas langit yang di tunjuknya barusan. Tak lama kemudian, aku melihat ada pusaran angin yang muncul di bawahnya dan kuperkirakan memiliki kecepatan sekitar 250 km/ jam di tengah lautan.

Aku tercekat menatap ke arah Angin topan di tengah lautan. Setahuku, pusaran angin yang biasa terjadi karena disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dalam suatu sistem cuaca itu lebih sering terjadi pada siang hari. Tapi kenapa ini bisa terjadi di malam hari?

**

"Engkau tidak ingin mencium tanganku?" tanyaku sedikit bergurau sambil tersenyum menatap wanita berjilbab hitam di depanku.

"Tidak!" katanya lagi sambil memalingkan wajahnya ke tempat lain.

"Pergilah." Katanya lagi sambil menatap ke arahku.

"Aku tahu ada dewi empat musim yang sedang menunggumu di ujung sana," katanya lirih.

"Aku.."

"Aku sudah melupakannya," potongnya, sebelum aku tadi sempat meneruskan kata-kataku untuk meminta maaf padanya.

Kutatap wanita bermata sendu di depanku, kutatap wanita yang kulihat tengah berusaha menekan perasaannya, kutatap wanita berjilbab hitam yang kulihat sedang berusaha menyembunyikan segala rasa yang sedang berkecamuk di dalam dadanya.

"Aku tidak ingin meninggalkanmu." kataku lagi, sambil menatap ke arah mata sendu yang saat ini kulihat mulai berkaca-kaca.

"Abang harus pergi sekarang. Aku sudah memaafkan semuanya, bahkan jauh sebelum abang meminta maaf padaku saat ini," jawabnya.

Kulihat bahunya sedikit terguncang-guncang, berusaha menahan tangisnya yang hendak pecah sedari tadi.

"Aku tetap tidak akan pergi meninggalkanmu duluan di tempat ini," kataku lagi sambil berjalan menghampirinya.

"Stop! Berhenti di situ. Demi untuk kebaikan kita semua. Aku mohon pergilah segera. Biarkan aku sendirian di tempat ini," katanya lagi.

"Dan tolong sampaikan salamku pada Dewi empat musim, jaga diri abang, baik-baik disana." katanya lagi, lalu memutar tubuhnya begitu saja. Meninggalkanku sendirian di tempat ini yang masih terpaku menatap kepergiannya.

Misteri Wanita Berjilbab Hitam di Selat Sunda

SAMBIL mengembangkan payung hitam di tangannya, perlahan tapi pasti sampan kayu wanita berjilbab hitam itu terus bergerak melaju, membelah ganasnya ombak di tengah lautan. Sambil memegang payung hitam di tangannya, wanita berjilbab hitam itu kembali menatap ke arah tempat dimana lelaki muda itu tadi berada.

Di tengah lautan, di antara ganasnya air laut yang tengah bergelombang. Wanita berjilbab hitam itu kembali menangis sesegukan. Sambil melihat ke arah tempat dimana lelaki muda itu tadi berada, perlahan dia membuka cadar hitam yang sedari tadi menutupi sebagian wajahnya.

Sambil berusaha menahan gejolak hatinya, masih dengan bahu yang sedikit terguncang-guncang menahan isak tangisnya, jemari wanita cantik berjilbab hitam itu menyentuh tempat dimana lelaki muda itu tadi duduk di atasnya.

Teringat pertemuannya dengan lelaki muda yang dulu pernah meninggalkannya; sambil duduk di pinggir tempat tidur minimalis yang terbuat dari kayu jati. Sambil menatap wajahnya sendiri yang berada di dalam cermin besar di atas meja rias di depannya. Diam-diam dia melirik ke arah lelaki muda yang dia tahu saat ini juga diam-diam sedang melihat memperhatikannya.

Sambil menggigit bibirnya, dia tahu, bahwa lelaki muda yang memakai pakaian berwarna coklat muda yang sudah terlihat begitu kumal di matanya itu adalah binatang jalang yang di munculkan karena panggilan darinya.

Sambil menggigit bibirnya, dia membandingkan tinggi badan lelaki muda itu dengan tinggi badannya. Sambil melihat ke arah cermin besar meja rias di depannya, hatinya kembali menjerit saat dia sadar bahwa lelaki muda di balik pintu kamar tidurnya itu telah membangkitkan satu sisi di dalam dirinya.

Di dalam kesendiriannya, dia sadar jika satu sisi di dalam dirinya itu kini tengah menggeliat sembari meraung keras jauh di dalam relung hatinya. Di dalam kesendiriannya, dia sadar jika satu sisi di dalam dirinya itu kini tengah berusaha hendak keluar dari bilik hatinya.

Di dalam kesendiriannya, dia sadar jika satu sisi di dalam dirinya itu kini tengah jelalatan menatap ke arah lelaki muda yang diam-diam juga sedang memperhatikannya. Di dalam kesendiriannya, dia sadar jika satu sisi di dalam dirinya itu kini begitu ingin merobek-robek seluruh pakaian yang yang di kenakannya.

Binatang binal di atas tempat tidur minimalis ini berusaha mencabik--cabik seluruh tubuh wanita yang selama ini menjadi penjaranya. Binatang binal di atas tempat tidur minimalis ini berusaha mencari jalan keluar dengan cara merobek kulit dadanya.

Binatang binal di atas tempat tidur minimalis yang berhasil merobek kulit dadanya itu menerkam dirinya. Di kesunyian malam, binatang binal itu membekap dirinya yang berusaha menjerit sambil terus meronta takala lidah binatang jalang itu mendekat ke arah bibir kemaluannya.

Di kesunyian malam, dia hanya mampu merintih takala sadar bahwa tak lagi mampu menjaga kehormatan yang selama ini begitu dia jaga. Di kesunyian malam, dia hanya bisa menjerit ketika binatang jalang itu mendorongnya jatuh ke dalam kubangan dosa.

Di kesunyian malam, dia kembali menjerit takala binatang jalang itu menancapkan taring-taring tajam ke lehernya. Di kesunyian malam, di antara derasnya air hujan, dia hanya mampu melenguh ketika binatang jalang itu berhasil mengobrak-abrik benteng pertahanannya.

Di kesunyian malam, dia hanya mampu merintih ketika binatang jalang itu berhasil menghujamkan kenikmatannya pas di tengah-tengah lipatan kemaluannya. Di kesunyian malam, dia hanya mampu meringis ketika merasakan nyeri, takala darah segar mulai merembes dari bekas lukanya.

Di kesunyian malam, dia merasakan seperti ada yang sesuatu yang ingin keluar dari dalam tubuhnya. Di kesunyian malam, tubuhnya bergetar hebat sebelum akhirnya jatuh terkulai lemas di bawah binatang jalang yang masih terus meraung di atasnya.

Di kesunyian malam, dia pasrah dan membiarkan binatang jalang itu kembali melumat bibirnya. Di kesunyian malam, kedua matanya terasa begitu berat sebelum akhirnya tertidur pulas ketika binatang jalang itu kembali merengkuh pundaknya.

Di kesunyian malam, sebelum tertidur pulas, dia tersenyum menatap mata lelaki muda yang memakai pakaian berwarna coklat muda yang juga sedang tersenyum menatapnya. Dan di kesunyian malam, entah kenapa, saat ini dia seperti tidak ingin kehilangan dirinya.

Di kesunyian malam, mata sembab wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner menyapu seisi ruangan kamar tidurnya. Di kesunyian malam, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu hanya menangis sesegukan takala menyadari bahwa lelaki muda yang tadi sempat bersamanya itu kini telah pergi meninggalkannya.

Baca juga; Suara Hati

Sambil menggigit bibirnya, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu memungut dan memakai kembali semua pakaiannya berserakan di atas lantai kamar tidurnya.

Sambil menggigit bibirnya, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu berjalan pelan ke arah meja rias yang berada persis di sebelah tempat tidurnya. Di keremangan cahaya malam, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu menatap ke arah dirinya yang berada di dalam cermin besar di depannya.

Di keremangan cahaya malam, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu berkata "Maafkan aku" pada wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup yang selalu mengenakan kerudung panjang berwarna hitam yang tengah menangis sambil menatap ke arahnya.

Baca juga ; Wanita di Penghujung Malam 

Di keremangan cahaya malam, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu mengusap air mata wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup yang sedang menangis di dalam cermin besar di depannya.

Di keremangan cahaya malam, jemari wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu menyentuh kerudung panjang berwarna hitam yang di kenakan oleh wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup yang berada di dalam cermin besar di depannya.

Di keremangan cahaya malam, di antara aroma khas wangi gaharu yang mulai memudar, perlahan tapi pasti pakaian sleeveless maxi dress berwarna hitam dengan aksen button serta kain selendang berwarna hitam yang di kenakannya itu berubah menjadi seperti pakaian wanita cantik berwajah sedikit pucat tanpa riasan makeup yang selalu mengenakan kerudung panjang berwarna hitam yang tadi menangis sambil menatap ke arahnya.

Di keremangan cahaya malam, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu kembali melihat ke arah tempat tidur dimana dia dan lelaki muda yang memakai pakaian berwarna coklat muda itu tadi sempat bersama. Di keremangan cahaya malam, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu terus melihat ke arah tempat tidur yang hanya ada kasur dan bantal--bantal yang berserakan di atasnya.

Di keremangan cahaya malam, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu melihat dirinya yang berada di dalam cermin besar di depannya itu kini telah mengenakan Jilbab panjang berwarna hitam yang menutupi seluruh aurat di tubuhnya.

Di keremangan cahaya malam, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu memakaikan cadar berwarna hitam ke mukanya. Di keremangan cahaya malam, wanita cantik yang memiliki model rambut bob ala Kylie Jenner itu berjalan pelan meninggalkan kamar tidurnya dengan membawa serta payung hitam di tangan kanannya.


Bersambung

Referensi ; 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun